Klarifikasi Pedagang Pasar Ciamis Usai Gubernur Dedi Mulyadi Ungkap Ketidaksesuaian Informasi Kerugian Kebakaran
Klarifikasi Pedagang Pasar Ciamis Usai Gubernur Dedi Mulyadi Ungkap Ketidaksesuaian Informasi Kerugian Kebakaran
Insiden kebakaran yang melanda Pasar Manis Ciamis pada Kamis, 27 Februari 2025, menyisakan polemik terkait informasi kerugian yang disampaikan oleh salah seorang pedagang, Titin. Awalnya, melalui video call dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, Titin mengklaim hanya memiliki satu kios dan mengalami kerugian sebesar Rp 600 juta akibat peristiwa tersebut. Namun, pernyataan ini langsung dibantah oleh sejumlah pihak dan memicu klarifikasi lebih lanjut.
Informasi yang beredar di masyarakat menyebutkan Titin memiliki lebih dari satu kios di Pasar Manis Ciamis. Hal ini dikonfirmasi oleh Kepala Bidang Pasar, Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perdagangan (DKUKMP) Kabupaten Ciamis, Erwin. Menurut Erwin, setelah dilakukan klarifikasi yang disaksikan oleh pihak dinas dan pedagang lainnya, terungkap fakta bahwa Titin memiliki delapan kios lain di pasar yang sama. Bukan hanya itu, Wakil Ketua Himpunan Pedagang Pasar Ciamis (HPPC), Ajat, bahkan menambahkan bahwa Titin memiliki total sebelas kios, terdiri dari delapan kios miliknya sendiri, satu kios yang terbakar, dan dua kios yang disewanya. Ketidaksesuaian informasi ini menimbulkan pertanyaan tentang transparansi dan kejujuran dalam pelaporan kerugian akibat kebakaran.
Dalam sebuah video klarifikasi yang beredar, Titin mengakui kesalahannya dan menyampaikan permohonan maaf kepada Gubernur Dedi Mulyadi dan seluruh pihak yang terkait. Ia menyatakan bahwa informasi sebelumnya yang menyebutkan hanya memiliki satu kios dan mengalami kerugian Rp 600 juta adalah tidak benar. Titin menegaskan bahwa klarifikasi yang disampaikannya murni dari kesadaran diri tanpa adanya paksaan. Pernyataan ini sekaligus membantah dugaan adanya upaya manipulasi data untuk mendapatkan bantuan pasca kebakaran. Meskipun demikian, kejadian ini menimbulkan pertanyaan mengenai mekanisme verifikasi dan validasi data kerugian dalam peristiwa bencana serupa di masa mendatang.
Menanggapi polemik ini, Gubernur Dedi Mulyadi, dalam konfirmasi yang dilakukan pada Senin, 4 Maret 2025, menunjukkan sikap bijaksana dan tenang. Ia menyatakan tidak merasa dibohongi, tetapi lebih menekankan pada aspek kejujuran dan integritas dari pedagang yang bersangkutan. Sikap Dedi Mulyadi yang tidak memperpanjang masalah ini menjadi contoh bagaimana menangani situasi yang sensitif dengan tetap menjaga etika dan profesionalisme.
Kejadian di Pasar Manis Ciamis ini menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam melaporkan kerugian, terutama dalam situasi darurat seperti kebakaran. Peristiwa ini juga menjadi pelajaran berharga bagi para pedagang untuk senantiasa jujur dan bertanggung jawab dalam memberikan informasi. Ke depan, diharapkan adanya mekanisme yang lebih terstruktur dan transparan dalam proses penyaluran bantuan pasca bencana untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Proses verifikasi dan validasi data kerugian perlu ditingkatkan agar bantuan dapat tepat sasaran dan tidak disalahgunakan.
-Kronologi Kejadian Kebakaran Pasar Manis Ciamis -Pernyataan awal Titin terkait kerugian -Klarifikasi Titin dan pengakuan kesalahan -Konfirmasi dari pihak Dinas Koperasi dan HPPC -Tanggapan Gubernur Dedi Mulyadi -Implikasi kejadian terhadap transparansi dan akuntabilitas