OJK Siapkan Strategi Jaga Stabilitas IHSG Pasca Penurunan Tajam, Dorong Aksi Korporasi Perbankan

OJK Siapkan Strategi Jaga Stabilitas IHSG Pasca Penurunan Tajam, Dorong Aksi Korporasi Perbankan

Pasca penurunan tajam Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat memicu penghentian sementara perdagangan pada Selasa, 18 Maret 2025, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bergerak cepat merumuskan langkah strategis untuk menjaga stabilitas pasar. Informasi yang dihimpun Kompas.com mengindikasikan bahwa OJK akan mengumumkan kebijakan baru hari ini, Rabu, 19 Maret 2025, yang berfokus pada peningkatan aktivitas korporasi di sektor perbankan.

Sumber internal OJK menyebutkan bahwa kebijakan yang akan diumumkan tersebut bertujuan mendorong bank-bank di Indonesia untuk mengambil langkah-langkah strategis guna memperkuat posisi keuangan mereka dan menstabilkan pasar modal. Hal ini diyakini sebagai respons atas volatilitas IHSG yang cukup signifikan dalam beberapa waktu terakhir. Meskipun OJK belum secara resmi memberikan konfirmasi detail kebijakan tersebut hingga berita ini ditayangkan, sinyalemen mengenai dorongan aksi korporasi perbankan telah beredar luas.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, sebelumnya telah menyatakan bahwa OJK tengah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mengatasi pergerakan IHSG yang fluktuatif. Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa, 18 Maret 2025. Inarno Djajadi menyebutkan bahwa salah satu kebijakan tersebut akan diimplementasikan pada hari berikutnya, yaitu Rabu, 19 Maret 2025.

Penghentian sementara perdagangan (trading halt) yang diberlakukan BEI pada Selasa, 18 Maret 2025, pukul 11.19 WIB, setelah IHSG anjlok hingga 5 persen, menjadi titik krusial yang menandai perlunya intervensi cepat dari otoritas terkait. Perdagangan kembali dibuka pukul 13.40 WIB. Meskipun sempat mengalami pemulihan, IHSG pada akhirnya ditutup di zona merah dengan penurunan 248,55 poin (3,84 persen) ke level 6.223,38. Data perdagangan menunjukkan 118 saham menguat, 554 saham melemah, dan 139 saham stagnan. Total nilai transaksi mencapai Rp 19,23 triliun dengan volume 29,34 miliar saham.

Langkah OJK untuk mendorong aksi korporasi perbankan diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor dan mengurangi gejolak pasar. Aksi korporasi yang dimaksud bisa beragam, mulai dari pembelian kembali saham (buyback) hingga merger dan akuisisi. Namun, detail strategi dan mekanisme implementasinya masih menunggu pengumuman resmi dari OJK. Kompas.com terus berupaya untuk mendapatkan konfirmasi langsung dari pihak OJK terkait hal ini.

Langkah-langkah yang diambil OJK ini menjadi sorotan penting bagi pelaku pasar modal, mengingat dampak signifikan penurunan IHSG terhadap perekonomian nasional. Kejelasan dan efektivitas kebijakan OJK dalam menstabilkan IHSG akan sangat menentukan kepercayaan investor dan prospek pasar modal Indonesia ke depan. Pengumuman resmi dari OJK sangat dinantikan untuk memberikan kepastian dan gambaran yang lebih detail mengenai strategi penstabilan IHSG ini.