Nastar Mangga Indramayu: Omzet Jutaan Rupiah Jelang Lebaran, Pemesanan Tembus Hongkong
Nastar Mangga Indramayu: Omzet Jutaan Rupiah Jelang Lebaran, Pemesanan Tembus Hongkong
Demam kue kering Lebaran kembali melanda, dan salah satu yang paling diburu tahun ini adalah nastar mangga produksi Cartinih (39) dari Desa Jayalaksana, Kecamatan Kedokan Bunder, Kabupaten Indramayu. Omzet usaha rumahan ini meroket hingga jutaan rupiah menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, dengan permintaan yang membeludak bahkan hingga ke luar negeri.
Lonjakan pesanan yang signifikan dialami Cartinih sejak awal tahun 2025. Ratusan boks nastar mangga telah terkirim ke berbagai wilayah di Indonesia, bahkan hingga ke Hongkong melalui jalur ekspedisi. Keunikan nastar mangga buatannya, yang memiliki tekstur lembut dan tidak mudah pecah, serta varian rasa mangga gedong gincu dan mangga cengkir khas Indramayu, menjadi daya tarik tersendiri bagi para konsumen. "Alhamdulillah, peningkatan pemesanan sangat signifikan sejak Januari lalu. Kami memproduksi nastar setiap hari untuk memenuhi permintaan," ujar Cartinih saat diwawancarai pada Selasa (18/3/2025).
Tingginya permintaan membuat Cartinih terpaksa menutup order (close order) di pertengahan Ramadan. Saat ini, ia tengah fokus memproduksi sedikitnya 500 boks nastar mangga untuk memenuhi pesanan hingga Lebaran. "Saat ini kami sudah mencapai 500 boks pesanan untuk akhir Ramadan dan sudah close order," tambahnya.
Untuk memenuhi permintaan yang membanjir, Cartinih dibantu oleh tiga hingga empat karyawan tambahan. Mereka bekerja sama dalam proses produksi, mulai dari pembuatan adonan, pengisian selai mangga, hingga pengemasan. Bahan baku utama, selai mangga, dibutuhkan dalam jumlah yang sangat besar. Cartinih memperkirakan membutuhkan setidaknya 100 kilogram selai mangga, baik mangga gedong gincu maupun mangga cengkir, hanya untuk memenuhi pesanan hingga akhir Ramadan. "100 kilogram selai mangga itu baru untuk pesanan sampai akhir Ramadan saja," jelasnya.
Setiap boks nastar mangga berisi 10 buah dan dijual dengan harga Rp40.000. Keberhasilan Cartinih ini menjadi bukti bahwa produk UMKM lokal mampu bersaing dan menembus pasar yang lebih luas, bahkan hingga mancanegara. Kisah suksesnya menginspirasi pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produknya.
Rincian Proses Produksi:
- Pembuatan adonan
- Pengisian selai mangga (mangga gedong gincu dan mangga cengkir)
- Proses pemanggangan
- Pengemasan
Suksesnya Cartinih membuktikan potensi besar produk UMKM Indonesia dalam menghadapi persaingan pasar yang semakin kompetitif.