Koreksi Saham Perbankan Dalam Negeri: Analisis Dampak Defisit Fiskal dan Sentimen Pasar

Koreksi Saham Perbankan Dalam Negeri: Analisis Dampak Defisit Fiskal dan Sentimen Pasar

Penurunan signifikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa, 18 Maret 2025, sebesar 248,55 poin (3,84 persen) hingga mencapai level 6.223,38, menandai koreksi tajam di pasar saham Indonesia. Peristiwa ini turut memicu trading halt sementara. Yang menarik perhatian adalah dampaknya terhadap sektor perbankan, yang mengalami tekanan cukup berat. Saham-saham perbankan, yang selama ini mendominasi kapitalisasi pasar, menunjukkan tren koreksi yang belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

Maximilianus Nico Demus, Direktur Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas, mengungkapkan kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi makro saat ini, khususnya defisit fiskal yang masih menjadi beban. Menurutnya, belum maksimalnya implementasi coretax juga turut mempengaruhi sentimen investor. Ketidakpastian mengenai efektivitas program pemerintah dalam mengatasi defisit fiskal, berdampak pada kepercayaan investor terhadap prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa mendatang. Ketiadaan kepastian ini menjadi faktor utama yang memicu koreksi di sektor perbankan.

Lebih lanjut, Nico menekankan pentingnya percepatan implementasi coretax untuk mendukung program-program pemerintah dan memulihkan kepercayaan investor. Harapannya, peningkatan penerimaan negara dapat membantu mengurangi defisit fiskal dan menciptakan iklim investasi yang lebih kondusif. Hal ini dipercaya dapat menstabilkan pasar dan menghentikan tren penurunan di sektor perbankan.

Dampak Koreksi pada Saham Perbankan Himbara:

Penurunan yang signifikan juga terlihat pada saham-saham bank Himbara (Himpunan Bank Negara):

  • PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI): Menurun 3,49 persen (150 poin) ke level 3.680.
  • PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI): Menurun 3,21 persen (150 poin) ke level 4.530.
  • PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNBNI): Menurun 3,23 persen (140 poin) ke level 4.190.
  • PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN): Menurun 0,60 persen (5 poin) ke level 825.

Koreksi yang dialami saham-saham perbankan tersebut menunjukkan betapa sensitifnya sektor ini terhadap perubahan kondisi ekonomi makro dan sentimen pasar. Perbaikan kondisi fiskal dan kejelasan program pemerintah diharapkan dapat memperbaiki sentimen pasar dan menarik kembali kepercayaan investor untuk menghentikan tren koreksi yang sedang terjadi.

Analisis lebih mendalam diperlukan untuk memahami sepenuhnya faktor-faktor yang mempengaruhi koreksi saham perbankan ini, termasuk perlu dilakukan evaluasi terhadap strategi investasi dan pengelolaan risiko di sektor ini.