Mengkaji Hukum dan Beberapa Lafal Doa Iftitah dalam Salat: Tinjauan Hadis dan Pandangan Ulama

Mengkaji Hukum dan Beberapa Lafal Doa Iftitah dalam Salat: Tinjauan Hadis dan Pandangan Ulama

Doa iftitah, dibaca setelah takbiratul ihram dan sebelum membaca surat Al-Fatihah, merupakan amalan sunnah yang dianjurkan dalam pelaksanaan salat. Meskipun terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukumnya, mayoritas berpendapat bahwa membaca doa iftitah hukumnya sunnah. Perbedaan pendapat ini, khususnya muncul dari mazhab Maliki yang tidak menganggapnya sebagai amalan sunnah, menunjukkan keragaman pemahaman fiqih dalam konteks praktik ibadah. Akan tetapi, banyak hadis yang meriwayatkan Rasulullah SAW sering membaca doa iftitah, menunjukkan anjuran untuk mempraktikkannya.

Terdapat berbagai lafal doa iftitah yang diriwayatkan dari Rasulullah SAW melalui para sahabat. Perbedaan lafal ini tidak mengurangi keabsahan bacaan, mengingat keragaman tersebut mencerminkan fleksibilitas ibadah sesuai dengan pemahaman dan kondisi masing-masing individu. Berikut beberapa contoh bacaan doa iftitah yang ringkas dan bersumber dari hadis shahih:

Beberapa Lafal Doa Iftitah dan Riwayatnya

Berikut adalah beberapa contoh lafal doa iftitah beserta riwayatnya yang perlu dipahami secara kontekstual:

  1. Doa Iftitah dari Umar bin Khattab RA:

Arab: سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلاَ إِلَهَ غَيْرُكَ Latin: Subhaanakallahumma wa bi hamdika wa tabaarokasmuka wa ta'aalaajadduka wa laa ilaha ghoiruk. Arti: "Maha suci Engkau, ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Nama-Mu penuh keberkahan, keagungan-Mu begitu tinggi, dan tidak ada Tuhan selain Engkau." Riwayat: Riwayat ini diriwayatkan oleh Aisyah RA melalui perawi Abu Daud dan Ad-Daruquthni.

  1. Doa Iftitah dari Ali bin Abi Thalib RA:

Arab: وَجَّهْتُ وَجْهِي لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَثَمَانِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ المسلمين. Latin: Wajjahtu wajhiya lilladzii fataras samawaati wal ardha haniifan wamaa anaa minal musyrikiin. inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil aalamiin. laa syariikalahu wa bidzaalika umirtu wa anaa minal muslimiin. Arti: "Aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh keikhlasan dan ketundukan. Aku bukan bagian dari orang-orang musyrik. Sesungguhnya salatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan ini aku diperintahkan, serta aku termasuk dalam golongan kaum muslimin." Riwayat: Riwayat ini diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad, dan Tirmidzi serta disahihkan oleh Ali bin Abi Thalib. Bagian terakhir dari doa ini juga terdapat dalam Al-Qur'an.

  1. Doa Iftitah dari Abu Hurairah RA:

Arab: اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَجِّنِي مِنْ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِوَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ Latin: Allahumma baid baini wa baina khathayaya kama ba'adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqini minal khathaya kama yunaqqats tsaubul abyadlu minad danas. Allahummaghsil khathayaya bilma'i wats tsalji wal barad. Arti: "Ya Allah, jauhkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, sucikanlah aku dari dosa-dosaku sebagaimana Engkau menyucikan pakaian putih dari kotoran. Ya Allah, bersihkan aku dengan air, salju, dan embun."

Kesimpulannya, membaca doa iftitah merupakan amalan sunnah yang dianjurkan dalam salat. Penting untuk memahami konteks riwayat dan perbedaan pendapat ulama agar dapat melaksanakan ibadah dengan lebih baik dan khusyuk. Memilih salah satu lafal doa iftitah yang telah diriwayatkan dapat menjadi panduan dalam praktik ibadah.