Menteri PPN/Bappenas: Indonesia Mampu Hindari Middle Income Trap dengan Strategi Pertumbuhan Inklusif

Indonesia Mampu Hindari Middle Income Trap: Optimisme di Tengah Tantangan Ekonomi

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, menyampaikan keyakinannya terhadap kemampuan Indonesia untuk mengatasi tantangan ekonomi terkini dan menghindari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap). Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi XI DPR RI pada Selasa (18/3/2025), ia memaparkan strategi komprehensif yang diyakini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan inklusif.

Rachmat menekankan pengalaman Indonesia dalam mengatasi kemiskinan ekstrem pada era 1970-an sebagai bukti kapabilitas bangsa. Saat itu, lebih dari 70% penduduk hidup dalam kemiskinan, bahkan di perkotaan. Namun, melalui kebijakan tepat dan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 8% pada periode 1970-1990, Indonesia berhasil keluar dari situasi tersebut. Ia optimistis, dengan strategi yang terukur, target pertumbuhan ekonomi 5,3% pada tahun 2025 dapat tercapai.

Strategi Pertumbuhan Ekonomi Inklusif:

Pemerintah telah merumuskan sejumlah strategi kunci untuk mencapai target tersebut. Strategi ini meliputi:

  • Pengembangan hilirisasi dan industrialisasi padat karya: Menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan nilai tambah produk domestik.
  • Transformasi digital: Meningkatkan efisiensi dan produktivitas di berbagai sektor.
  • Ketahanan pangan: Melalui pengembangan kawasan sentra produksi pangan dan lumbung pangan di beberapa wilayah, termasuk Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Kalimantan Tengah, dan Papua Selatan. Program ini meliputi pengembangan lumbung pangan terintegrasi dengan pendekatan geospasial, pengembangan pangan hewani (unggas dan sapi), penguatan pangan lokal dan nabati (termasuk pengembangan varietas unggul dan fortifikasi), serta penerbitan Peraturan Presiden yang mengatur pengembangan kawasan ketahanan pangan dan kebijakan terkait investor pertanian.
  • Ketahanan energi dan air: Menjamin ketersediaan sumber daya energi dan air bersih untuk mendukung kegiatan ekonomi.
  • Pembangunan 3 juta rumah: Meningkatkan akses terhadap perumahan layak huni.

Rachmat menjelaskan lebih lanjut mengenai program ketahanan pangan, yang bertujuan untuk menciptakan sistem pangan yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Inisiatif ini mencakup pengembangan varietas unggul, fortifikasi dan biofortifikasi untuk meningkatkan nilai gizi beras, serta penguatan pangan lokal dan nabati. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan keberlanjutan program ini melalui peraturan presiden yang akan mengatur pengembangan kawasan ketahanan pangan dan kebijakan terkait investor di sektor pertanian.

Menghindari Middle Income Trap:

Dengan strategi komprehensif ini, Menteri Rachmat optimistis Indonesia dapat menghindari middle income trap. Ia menegaskan bahwa keberhasilan Indonesia melewati masa kemiskinan ekstrem membuktikan adanya jalan keluar dari tantangan ekonomi. Menurutnya, tidak ada alasan bagi Indonesia untuk terjebak dalam situasi stagnasi ekonomi, dan pemerintah berkomitmen untuk terus mencari solusi terbaik untuk memastikan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat.