Buya Yahya: Perjalanan Akademik Tak Terhenti, Raih Gelar S1 Psikologi di Tengah Kiprah Dakwah Nasional

Buya Yahya: Gelar S1 Psikologi, Perpaduan Ilmu Agama dan Sains untuk Dakwah yang Lebih Efektif

Yahya Zaenul Ma'arif, atau yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, kembali menorehkan prestasi akademik yang membanggakan. Ulama kharismatik dan profesor kehormatan ini baru saja menyelesaikan studi Strata 1 (S1) Psikologi di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula), Semarang. Wisuda ke-92 Unissula pada Sabtu, 15 Maret 2025, menjadi saksi bisu atas pencapaian luar biasa ini, di tengah kesibukannya sebagai pendakwah dan pimpinan sejumlah lembaga pendidikan. Kehadiran Buya Yahya dalam wisuda tersebut turut menarik perhatian, terlihat dari sambutan hangat para pejabat kampus yang bahkan mencium tangannya sebagai tanda hormat. Pencapaian ini semakin memperkuat citra Buya Yahya sebagai sosok yang senantiasa haus akan ilmu pengetahuan, tak kenal lelah dalam menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu umum.

Langkah Buya Yahya untuk menempuh pendidikan S1 Psikologi ini bukan tanpa alasan. Beliau menyadari bahwa pemahaman mendalam tentang psikologi sangat krusial, khususnya dalam konteks dakwah dan pendidikan. Menurutnya, banyak permasalahan hidup yang berakar pada aspek psikologis, bukan semata-mata ekonomi atau faktor lainnya. Pendekatan psikologis, dipandangnya, sangat penting dalam memberikan solusi yang holistik dan efektif. Pengalamannya memimpin Yayasan Al-Bahjah, yang menaungi lembaga pendidikan dari tingkat SD hingga SMA, serta Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Bahjah, semakin mempertegas pentingnya integrasi ilmu agama dengan ilmu-ilmu sosial seperti psikologi dalam membentuk generasi muda yang berakhlak mulia dan berwawasan luas. Beliau menekankan bahwa hukum-hukum agama saja tidak cukup untuk mengatasi kompleksitas permasalahan hidup manusia sehari-hari. Oleh karena itu, penguasaan ilmu psikologi diharapkan dapat menjadi jembatan untuk memahami dan menolong sesama dengan lebih efektif.

Perjalanan Akademik Buya Yahya:

Perjalanan akademik Buya Yahya yang panjang dan cemerlang ini patut diapresiasi. Gelar profesor kehormatan dari Unissula yang diraih pada Januari 2023 lalu, tidak lantas membuatnya berpuas diri. Sebaliknya, beliau justru semakin termotivasi untuk terus memperdalam ilmu pengetahuan. Pengalaman belajar di berbagai lembaga pendidikan, baik formal maupun pesantren, menunjukkan komitmennya yang tinggi terhadap proses belajar mengajar. Bahkan, selama 9 tahun di Universitas Al-Ahgaff, Yaman, Buya Yahya mendalami berbagai disiplin ilmu, dari fiqih dan hadits hingga ilmu bahasa Arab. Buya Yahya juga mendirikan beberapa lembaga pendidikan, termasuk STAI Al-Bahjah yang menawarkan beragam jurusan seperti Manajemen Haji dan Umroh, Hukum Tata Negara, Manajemen Pendidikan Islam, Ekonomi Syariah, dan Pendidikan Matematika, guna mencetak generasi penerus yang handal dan berwawasan luas. Komitmennya dalam mengembangkan pendidikan bukan hanya sebatas pesantren, tetapi juga menyasar pendidikan formal.

Integrasi Ilmu Agama dan Sains:

Buya Yahya juga menekankan pentingnya integrasi antara ilmu agama dan ilmu umum dalam berdakwah. Pemahaman psikologi, baginya, merupakan kunci untuk memahami kondisi psikologis audiens, sehingga dakwah dapat disampaikan dengan lebih efektif dan menyentuh hati. Hal ini menunjukkan bahwa Buya Yahya tidak hanya mengandalkan pemahaman keagamaan semata, tetapi juga menggabungkan dengan ilmu-ilmu umum yang relevan untuk memperkaya wawasan dan memaksimalkan dampak dakwahnya. Sikap terbuka untuk terus belajar dan mengasah kemampuan ini menjadi contoh yang inspiratif bagi para pendakwah dan para akademisi lainnya.

Rektor Unissula, Prof. Dr. Gunarto, S.H., M.H., menyatakan kekagumannya atas semangat belajar Buya Yahya yang tak pernah padam, bahkan setelah meraih berbagai gelar dan pengakuan. Hal ini menjadi teladan bagi semua orang untuk senantiasa menuntut ilmu tanpa mengenal batas usia dan pencapaian. Semangat Buya Yahya ini menjadi bukti bahwa proses belajar adalah perjalanan seumur hidup dan tak pernah berhenti.