Penundaan Pengangkatan CPNS: Nasib Calon ASN di Tengah Ketidakpastian
Penundaan Pengangkatan CPNS: Nasib Calon ASN di Tengah Ketidakpastian
Pemerintah baru-baru ini mengumumkan penundaan pengangkatan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS), sebuah keputusan yang menimbulkan gelombang kekecewaan dan kesulitan finansial bagi ribuan calon Aparatur Sipil Negara (ASN). Keputusan mendadak ini telah menciptakan ketidakpastian yang signifikan, khususnya bagi mereka yang telah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya dengan asumsi pengangkatan akan berjalan sesuai jadwal.
Salah satu contohnya adalah Prima (bukan nama sebenarnya), seorang tenaga kontrak di sebuah kementerian di Jakarta Selatan. Setelah lima tahun berjuang dengan gaji minim yang hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar, Prima berhasil lolos seleksi CPNS 2024. Demi memenuhi kebutuhan hidup, ia terpaksa bekerja sampingan sebagai pengemudi ojek online dan desainer grafis freelance, seringkali hingga larut malam. Keberhasilannya lolos seleksi CPNS menjadi secercah harapan untuk masa depan yang lebih baik, termasuk rencana pernikahan dan pembelian rumah. Namun, penundaan pengangkatan tersebut telah menghancurkan semua rencananya, memaksanya untuk menunda pernikahan dan kembali bergantung pada penghasilan tidak menentu dari pekerjaan sampingannya. Bahkan, ia harus melewatkan Lebaran bersama keluarganya karena keterbatasan dana. "Penginnya konsisten dengan apa yang dibuat ya, karena kan udah dituntun dari awal bahwa timeline-nya sudah ada. Kami yang CPNS-nya diharuskan bener-bener disiplin on time dan mengikuti peraturan, tapi kok pemerintah sendiri dengan enaknya mengubah aturan tanpa alasan yang masuk akal," ungkap Prima dengan nada kecewa.
Kisah serupa dialami Nina (bukan nama sebenarnya), seorang perempuan berusia 23 tahun asal Semarang. Setelah lolos seleksi CPNS, ia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai tenaga outsourcing dengan gaji Rp 3,2 juta per bulan. Keputusan ini didasari oleh harapan untuk mendapatkan stabilitas finansial dan karier yang lebih terjamin sebagai ASN. Namun, penundaan pengangkatan CPNS memaksanya untuk menghadapi ketidakpastian finansial yang signifikan. Tabungan yang ia persiapkan untuk bertahan hidup hingga menerima gaji pertama sebagai ASN kini terancam habis. Lebih memprihatinkan lagi, perusahaannya telah merekrut karyawan pengganti, sehingga ia tidak dapat kembali ke pekerjaan lamanya. "Jelas banyak rencana yang batal. Soalnya, saya juga baru kerja kan 1 tahun 5 bulan nih, tabungan kan juga nggak sebanyak itu, ditambah lagi saya dulu masih punya cicilan motor," tuturnya.
Haris (bukan nama sebenarnya), seorang calon ASN di lingkungan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Tengah, juga mengalami nasib serupa. Ia mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai penerjemah profesional untuk menghindari konflik waktu dengan proses pengangkatan ASN. Namun, penundaan pengangkatan tersebut membuatnya kehilangan tunjangan hari raya (THR) dan kini bergantung pada penghasilan istrinya. "Iya, dari istri, sama ya sisa-sisa pesangon itu. Cuma, kan, masa mengandalkan penghasilan istri," ujarnya dengan nada pasrah.
Ketiga kasus di atas hanyalah sebagian kecil dari ribuan calon ASN yang terdampak oleh penundaan pengangkatan CPNS. Banyak di antara mereka yang telah mengorbankan karier dan stabilitas finansialnya dengan harapan menjadi ASN. Penundaan ini tidak hanya menimbulkan kerugian finansial, tetapi juga menimbulkan tekanan mental dan ketidakpastian masa depan bagi para calon ASN. Ketidakkonsistenan kebijakan pemerintah ini menimbulkan pertanyaan besar tentang komitmen dan transparansi dalam proses rekrutmen ASN.
Daftar Masalah yang Dihadapi Calon ASN:
- Kehilangan penghasilan tetap setelah mengundurkan diri dari pekerjaan sebelumnya.
- Ketidakpastian finansial dan kesulitan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
- Penundaan rencana hidup penting seperti pernikahan dan pembelian rumah.
- Beban finansial tambahan untuk mengikuti pelatihan CPNS, terutama bagi mereka yang harus tinggal di luar kota.
- Ketidakpastian terkait jadwal pengangkatan dan kapan gaji pertama akan diterima.
- Tekanan mental akibat ketidakpastian dan kekecewaan atas penundaan pengangkatan.
Pemerintah perlu memberikan penjelasan yang transparan dan solusi yang konkret untuk mengatasi dampak penundaan pengangkatan CPNS ini terhadap para calon ASN.