Ancaman Tarif Trump Guncang Wall Street, Tiga Indeks Utama Ambles Tajam
Ancaman Tarif Trump Guncang Wall Street, Tiga Indeks Utama Ambles Tajam
Penutupan perdagangan Senin (3/3/2025) di Wall Street diwarnai penurunan tajam pada tiga indeks utama, menyusul pernyataan tegas Presiden Donald Trump terkait penerapan tarif impor baru terhadap Meksiko dan Kanada. Keputusan ini memicu reaksi negatif di pasar dan menghapus harapan kesepakatan menit-menit terakhir untuk menghindari tarif tersebut. Penurunan ini menjadi pukulan telak bagi investor, yang sebelumnya menyaksikan pergerakan positif di awal sesi perdagangan.
Indeks S&P 500 mengalami penurunan signifikan sebesar 1,76 persen, ditutup pada level 5.849,72. Penurunan ini menjadi yang terburuk sejak Desember lalu, sekaligus menyeret kinerja tahunan indeks ini ke zona merah, turun sekitar 0,5 persen. Nasib serupa dialami Dow Jones Industrial Average yang anjlok 1,48 persen atau 649,67 poin, ditutup pada 43.191,24. Nasdaq Composite juga tak luput dari gejolak, mencatatkan penurunan 2,64 persen dan ditutup pada 18.350,19. Saham Nvidia menjadi salah satu yang paling terdampak, merosot lebih dari 8 persen dan turut menyeret penurunan indeks teknologi ini.
Pernyataan Trump tentang tarif impor 25 persen dari Meksiko dan Kanada yang akan berlaku efektif Selasa, menjadi pemicu utama dari penurunan drastis ini. Sebelum pengumuman tersebut, ketiga indeks utama sempat menunjukkan pergerakan positif, bahkan Dow Jones sempat naik hampir 200 poin di awal sesi. Namun, sentimen pasar berbalik arah secara signifikan setelah kepastian tarif impor tersebut diumumkan. Hal ini mencerminkan ketidakpastian pasar yang tinggi terhadap kebijakan proteksionis Trump dan dampaknya terhadap perekonomian global.
Dampaknya meluas ke berbagai sektor. Pergerakan risk-off yang terjadi secara menyeluruh memengaruhi berbagai saham, mulai dari teknologi hingga saham-saham berkapitalisasi kecil. Selain Nvidia, perusahaan teknologi seperti Broadcom dan Super Micro Computer juga mengalami penurunan tajam. Indeks Russell 2000, yang mencerminkan kinerja saham-saham berkapitalisasi kecil, anjlok hampir 3 persen. Saham-saham yang diprediksi akan terdampak langsung oleh tarif impor atau retaliasi dari negara-negara yang menjadi target juga mengalami penurunan signifikan. Sebagai contoh, saham General Motors (GM) dan Ford mencapai titik terendah pada sesi tersebut setelah pernyataan Trump dipublikasikan.
Penurunan tajam pada Senin lalu semakin memperburuk kinerja pasar saham AS di bulan Februari. Indeks Dow dan S&P 500 telah merosot lebih dari 1 persen masing-masing, sementara Nasdaq Composite mencatat bulan terburuknya sejak April 2024 dengan penurunan sekitar 4 persen. Situasi ini menunjukkan adanya kekhawatiran yang meluas di kalangan investor terhadap potensi dampak negatif dari kebijakan ekonomi dan proteksionisme yang diadopsi oleh pemerintahan Trump terhadap pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan perekonomian global secara keseluruhan.
Situasi ini menimbulkan pertanyaan besar terkait dampak jangka panjang dari kebijakan tarif ini terhadap ekonomi AS dan hubungannya dengan sekutu dagang utamanya. Para analis pasar akan terus memantau perkembangan situasi ini dengan seksama untuk memprediksi dampak selanjutnya terhadap perekonomian global.