Tradisi Berkumur: Pilar Pencegahan Penyakit di Jepang
Tradisi Berkumur: Pilar Pencegahan Penyakit di Jepang
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, Jepang, negeri matahari terbit, menyimpan tradisi unik yang berperan penting dalam menjaga kesehatan masyarakatnya: berkumur atau ugai (うがい). Praktik sederhana ini, yang bagi sebagian orang asing mungkin terkesan tidak lazim, telah tertanam kuat dalam budaya Jepang, khususnya sebagai upaya pencegahan penyakit, terutama selama musim dingin ketika infeksi saluran pernapasan atas lebih mudah menyebar. Pengamatan langsung seorang warga negara Indonesia (WNI) yang bekerja di Tokyo, Axel, mengungkap betapa lazimnya kebiasaan ini di lingkungan kerja dan kehidupan sehari-hari di Jepang.
Axel, yang memiliki hobi menyanyi, mendengarkan musik, dan menjelajahi kota Tokyo, menuturkan pengalamannya mengamati kebiasaan berkumur di tempat kerja dan lingkungan sekitar. Awalnya, kebiasaan ini terasa asing baginya, mengingat hal tersebut tidak lazim dilakukan di Indonesia. Namun, seiring waktu, ia menyadari bahwa ugai merupakan bagian tak terpisahkan dari budaya hidup sehat di Jepang. Bukan hanya dilakukan di rumah, tetapi juga di toilet kantor, sebelum dan sesudah berinteraksi di tempat umum, serta setelah makan. Frekuensi berkumur meningkat drastis saat musim dingin, sejalan dengan peningkatan risiko penyebaran penyakit pernapasan.
Manfaat Kesehatan Berkumur: Lebih dari Sekedar Kebersihan
Lebih dari sekadar menjaga kebersihan mulut dan tenggorokan, berkumur memberikan manfaat kesehatan yang signifikan. Praktik ini membantu membuang kuman dan bakteri penyebab infeksi, mengurangi risiko sakit tenggorokan dan flu. Hal ini sejalan dengan filosofi Jepang yang lebih mengedepankan pencegahan daripada pengobatan. Berkumur menjadi salah satu manifestasi nyata komitmen masyarakat Jepang terhadap gaya hidup sehat dan pencegahan penyakit. Keseriusan ini semakin terlihat ketika musim dingin tiba atau saat terjadi wabah penyakit, di mana kebiasaan berkumur menjadi semakin intensif.
Edukasi Berkumur Sejak Dini: Dari Sekolah hingga Panduan Resmi Pemerintah
Yang menarik, kebiasaan berkumur tidak hanya dilakukan secara spontan, tetapi juga diajarkan secara sistematis sejak dini di sekolah-sekolah di Jepang. Anak-anak dilatih untuk melakukan ugai dengan teknik yang benar, sesuai dengan panduan resmi pemerintah. Sebagai contoh, situs kesehatan Kota Yokohama memberikan panduan terperinci, seperti yang diuraikan Axel:
- Ambil sedikit air ke dalam mulut, lalu kumur-kumur dengan kuat 2-3 kali untuk membersihkan mulut.
- Dongakkan kepala dan berkumur di bagian belakang tenggorokan sekitar 10 kali (sekitar 15 detik).
- Akhiri dengan berkumur sekali lagi selama kurang lebih 15 detik.
Panduan ini menunjukkan betapa seriusnya pemerintah Jepang dalam mempromosikan kebiasaan sehat ini. Hal ini menunjukkan komitmen untuk membangun masyarakat yang sehat dan tangguh, yang mampu menghadapi berbagai tantangan kesehatan.
Kesimpulan: Kebiasaan Sederhana, Dampak Besar
Berkumur, sebuah kebiasaan sederhana yang dilakukan masyarakat Jepang, memiliki dampak yang luar biasa bagi kesehatan. Baik di rumah maupun di tempat umum, ugai telah menjadi bagian integral dari rutinitas harian yang berkontribusi pada pencegahan penyakit. Kisah Axel menggambarkan betapa tindakan kecil ini dapat memiliki dampak besar dalam menjaga kesehatan, sebuah pelajaran berharga bagi dunia internasional. Tradisi ini menunjukkan bahwa pencegahan merupakan kunci utama dalam membangun masyarakat yang sehat dan kuat.
Sumber: Yokohama City Public Health Website (https://www.city.yokohama.lg.jp/kurashi/sumai-kurashi/suido-gesui/suido/suishitsu/kenkotomizu.html)
Konten ditulis oleh Karaksa Media Partner (Januari 2025)