Pemangkasan Anggaran VOA: Dampak Terhadap Kebebasan Pers dan Akses Informasi di Indonesia
Pemangkasan Anggaran VOA: Dampak Terhadap Kebebasan Pers dan Akses Informasi di Indonesia
Keputusan kontroversial Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk membekukan anggaran Voice of America (VOA) telah menimbulkan gelombang kejut di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Pemangkasan dana secara drastis ini mengakibatkan pemutusan kontrak ratusan jurnalis VOA, termasuk sembilan pegawai kontrak di kantor Washington DC, lima di antaranya pemegang visa J1 yang kini terancam harus kembali ke Indonesia. Akibatnya, operasional VOA, terutama VOA Indonesia, terhenti signifikan, menimbulkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap akses informasi dan lanskap media global.
Salah satu jurnalis VOA Indonesia yang terkena dampak pemutusan kontrak, Rendy Wicaksana, menggambarkan situasi yang dihadapinya sebagai serba mendadak dan tanpa persiapan. Ia kini menghadapi ketidakpastian mengenai upah, tunjangan kesehatan, dan masa depan karirnya. Kisah Rendy merepresentasikan pengalaman pahit ratusan rekannya yang kehilangan pekerjaan dan masa depan yang telah dibangun selama bertahun-tahun. Kehilangan ini tidak hanya merugikan secara pribadi, tetapi juga berdampak luas pada ekosistem jurnalistik global.
Dampak Terhadap Akses Informasi dan Disinformasi:
Penutupan sebagian besar operasional VOA menimbulkan kekhawatiran akan semakin meluasnya disinformasi, khususnya di Indonesia. Menurut Pengamat Hubungan Internasional Universitas Indonesia, Suzie Sudarman, hilangnya akses terhadap informasi yang merefleksikan kebijakan diplomasi publik AS menciptakan ruang kosong yang dapat diisi oleh narasi-narasi yang tidak akurat dan bahkan berbahaya. Potensi ini semakin mengkhawatirkan mengingat rendahnya literasi digital masyarakat Indonesia, seperti yang terlihat dalam Survei Literasi Digital Nasional 2022 yang menunjukkan rendahnya kemampuan masyarakat dalam mengenali informasi salah atau hoaks. Data pemerintah Indonesia mencatat 12.547 kasus hoaks yang beredar di platform digital sejak Agustus 2018 hingga Desember 2023, menunjukkan urgensi untuk menjaga akses informasi yang akurat.
Kehilangan VOA sebagai sumber informasi yang terpercaya juga berpotensi memperkuat pengaruh negara-negara lain seperti Cina dan Rusia di kawasan Asia-Pasifik. Suzie Sudarman memperingatkan potensi dominasi narasi dari negara-negara tersebut dalam isu-isu krusial seperti penguasaan sumber daya mineral dan klaim Laut Cina Selatan, tanpa adanya penyeimbang informasi dari perspektif AS.
Ancaman Terhadap Demokrasi Partisipatif:
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap demokrasi partisipatif di Indonesia. Akses informasi yang akuntabel menjadi kunci bagi masyarakat untuk mengawasi kebijakan pemerintah dan mendorong transparansi. Hilangnya VOA sebagai sumber informasi yang kredibel dan independen mengancam kemampuan masyarakat untuk menelaah isu-isu penting, termasuk korupsi dan pelanggaran HAM. Dalam skenario terburuk, seperti yang ditakutkan Suzie Sudarman, minimnya akses informasi dapat menyebabkan masyarakat menjadi pasif dan tidak kritis terhadap kebijakan yang merugikan.
Kritik dan Perspektif Global:
Pemangkasan anggaran VOA telah menuai kecaman dari berbagai pihak, termasuk Reporters Without Borders yang menilai tindakan tersebut sebagai pembatasan kebebasan pers dan pelemahan pengaruh demokrasi AS di dunia. Presiden National Press Club di Washington, Mike Balsamo, juga mengecam keputusan Trump sebagai pelemahan komitmen Amerika terhadap kebebasan pers, mengingat peran VOA selama beberapa dekade dalam menyampaikan jurnalisme independen di berbagai belahan dunia, termasuk wilayah-wilayah otoriter. Dengan jangkauan hingga 360 juta orang setiap minggu dan anggaran tahunan sebesar $886 juta pada 2024, pemangkasan ini tidak hanya berdampak pada VOA, namun juga pada ekosistem media global dan akses informasi publik di seluruh dunia. Tuduhan Trump terhadap VOA terkait radikalisme, korupsi, dan penyebaran hoaks dibantah keras oleh para jurnalis VOA, yang menegaskan komitmen mereka terhadap etika jurnalistik.
Kesimpulannya, pemangkasan anggaran VOA merupakan ancaman serius terhadap kebebasan pers, akses informasi, dan demokrasi partisipatif di Indonesia dan dunia. Kehilangan VOA sebagai sumber informasi yang terpercaya membuka jalan bagi disinformasi dan manipulasi informasi, sehingga memerlukan upaya kolektif untuk menjaga akses informasi yang akurat dan membangun literasi digital masyarakat.