Pemkot Semarang Kajian Ulang Sistem Belajar Enam Hari Sekolah: Menimbang Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Karakter Siswa
Pemkot Semarang Kajian Ulang Sistem Belajar Enam Hari Sekolah: Menimbang Aspirasi Masyarakat dan Pengembangan Karakter Siswa
Pemerintah Kota Semarang tengah mengkaji ulang kemungkinan perubahan sistem pembelajaran dari lima hari sekolah menjadi enam hari. Langkah ini muncul sebagai respon atas aspirasi masyarakat dan upaya optimalisasi pengembangan karakter siswa di kota Atlas tersebut. Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Bambang Pramusinto, menjelaskan bahwa kajian tersebut masih dalam tahap awal dan bertujuan untuk menganalisis dampak positif dan negatif dari perubahan sistem tersebut.
"Kajian ini didasarkan pada masukan dari berbagai pihak, termasuk orang tua siswa dan tokoh masyarakat," ungkap Bambang dalam keterangan persnya, Selasa (18/3/2025). "Kami ingin memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil benar-benar memberikan manfaat optimal bagi perkembangan pendidikan di Kota Semarang." Salah satu pertimbangan utama adalah meningkatkan kesempatan siswa untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan sosial kemasyarakatan di luar jam sekolah. Sistem enam hari sekolah, menurut Bambang, akan memberikan fleksibilitas waktu yang lebih besar bagi siswa untuk mengikuti kegiatan keagamaan, seperti mengaji di TPQ atau masjid, serta berpartisipasi dalam kegiatan olahraga dan organisasi di lingkungan sekitar.
Potensi Peningkatan Kualitas Pendidikan
Disdik Kota Semarang berpendapat bahwa sistem enam hari sekolah berpotensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara menyeluruh. Dengan waktu belajar yang lebih banyak, para guru akan memiliki kesempatan lebih luas untuk memberikan bimbingan belajar dan pendampingan kepada siswa. Hal ini diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan belajar siswa yang mengalami kesulitan dan meminimalisir kesenjangan belajar antar siswa. Selain itu, pengembalian sistem enam hari sekolah juga dapat membantu meningkatkan keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak. Dengan adanya waktu luang yang lebih banyak di sore hari, orang tua dapat lebih aktif berinteraksi dan berdiskusi dengan anak-anak mereka mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari di sekolah.
Pertimbangan Kebijakan dan Anggaran
Namun, perubahan sistem belajar ini bukan tanpa tantangan. Disdik Kota Semarang menyadari perlunya penyesuaian anggaran untuk menunjang operasional sekolah selama enam hari. Kajian ini juga akan mempertimbangkan aspek lain, seperti dampak terhadap kesehatan dan kesejahteraan siswa, serta ketersediaan fasilitas pendukung di sekolah, seperti ruang belajar dan tenaga pengajar. Bambang menekankan bahwa keputusan final mengenai perubahan sistem belajar ini akan diambil setelah kajian yang komprehensif dan matang, dengan mempertimbangkan berbagai aspek tersebut. Kajian ini juga akan memperhatikan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2017, yang sebelumnya menjadi landasan penerapan sistem lima hari sekolah pada Juli 2017.
Kesimpulan dan Tahapan Selanjutnya
Pemkot Semarang berkomitmen untuk senantiasa meningkatkan kualitas pendidikan di kota Semarang. Kajian ulang sistem belajar enam hari sekolah ini merupakan bagian dari upaya tersebut. Hasil kajian ini akan dikomunikasikan secara transparan kepada masyarakat, sebelum keputusan final diambil. Proses pengambilan keputusan akan mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk masukan dari berbagai pemangku kepentingan dan hasil analisis data yang komprehensif.