Banjir Grobogan Putus Akses, Siswa Baturagung Arungi Sungai Menuju Sekolah
Banjir Grobogan Putus Akses, Siswa Baturagung Arungi Sungai Menuju Sekolah
Bencana banjir besar yang melanda Desa Baturagung, Kecamatan Gubug, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, telah mengakibatkan terputusnya akses jalan utama desa secara total. Putusnya akses ini menjadi tantangan besar bagi warga, terutama bagi para pelajar yang harus menempuh perjalanan menuju sekolah. Jalan sepanjang 20 meter amblas akibat terjangan deras air dari tanggul Sungai Tuntang yang jebol pada Minggu, 9 Maret 2025. Genangan air dengan kedalaman mencapai tiga meter masih menggenangi jalan tersebut hingga saat ini.
Kondisi ini memaksa para siswa untuk menggunakan perahu darurat yang disediakan oleh relawan untuk mencapai sekolah. Alternatif lain adalah menempuh jalur memutar sejauh empat kilometer, sebuah perjalanan yang jauh lebih melelahkan dan memakan waktu yang lebih lama. Hal ini menimbulkan kecemasan dan kesulitan bagi para pelajar.
Tantangan dan Ketakutan Siswa:
Menyeberangi genangan banjir menggunakan perahu bukanlah pengalaman yang mudah bagi para siswa. Rasa takut menjadi hal yang tak terhindarkan. Dita, seorang siswi kelas VIII SMP Negeri 3 Gubug, mengungkapkan kegelisahannya saat harus menggunakan perahu. Meskipun demikian, ia tetap memilih jalur ini karena merupakan rute tercepat menuju sekolah. "Deg-degan (naik perahu), kalau memutar lewat Tambakan nanti lama, ada 17 menit selisih waktunya," ujarnya. Bencana ini tak hanya mengganggu akses pendidikan, namun juga berdampak langsung pada kehidupan Dita. Beberapa buku pelajaran dan Lembar Kerja Siswa (LKS) miliknya hanyut terbawa arus banjir, sehingga proses belajarnya terhambat. "Pelajaran tidak bisa menyimak, kalau berbagi LKS sama teman jadi kurang fokus," tambahnya.
Sinta, siswi SMP Negeri 1 Gubug, mengalami kesulitan yang sama. Ia mengungkapkan rasa takutnya saat menyeberangi banjir dengan perahu, tetapi tetap memilih melakukannya demi melanjutkan pendidikannya. "Takut tapi tetap menyeberang karena harus sekolah," kata Sinta. Namun, jika kondisi air mulai surut, Sinta memilih jalur memutar melalui Ringinkidul karena dianggap lebih aman.
Harapan Warga untuk Perbaikan Infrastruktur:
Warga Desa Baturagung, seperti Hartono, mengungkapkan keprihatinan dan harapannya kepada pemerintah. Ia berharap pemerintah segera bertindak untuk memperbaiki jalan utama desa yang merupakan akses vital bagi seluruh warga. "Sangat terganggu karena jalan utama satu-satunya, kalau mau memutar juga putus aksesnya karena terkena dampak banjir," ungkap Hartono. Ia berharap perbaikan dapat dilakukan sebelum Lebaran agar aktivitas warga, khususnya anak-anak sekolah, dapat kembali normal. "Saya sebagai warga Dusun Mintreng Desa Baturagung kepada pemerintah yang di atas sana semoga jalan dibangun kembali," harap Hartono. Ia menambahkan, "Soalnya ini akses jalan utama untuk anak-anak sekolah, harapan kami segera dibangun kembali seperti semula."
Banjir di Desa Baturagung menjadi ujian berat bagi warga, khususnya para pelajar yang harus berjuang ekstra untuk mendapatkan hak pendidikannya. Perbaikan infrastruktur jalan menjadi harapan utama agar kehidupan warga dapat kembali normal dan anak-anak dapat kembali bersekolah dengan aman dan nyaman.