Pemprov Jabar Janjikan Perbaikan Akses Masuk Depok dari Jakarta: Estetika dan Keselamatan Jadi Prioritas

Pemprov Jabar Janjikan Perbaikan Akses Masuk Depok dari Jakarta: Estetika dan Keselamatan Jadi Prioritas

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, dalam kunjungannya ke Depok pada Selasa, 11 Maret 2025, telah berkomitmen untuk melakukan revitalisasi akses masuk Kota Depok dari arah Jakarta. Kunjungan tersebut dipicu oleh kondisi infrastruktur yang dinilai kurang representatif sebagai gerbang utama Provinsi Jawa Barat. Gubernur menyoroti minimnya penerangan jalan dan kondisi trotoar yang kurang memadai. Ketidaksesuaian kondisi akses masuk Depok dengan citra Provinsi Jawa Barat menjadi perhatian utama. Dedi Mulyadi menegaskan komitmennya untuk mengubah wajah Depok yang selama ini dianggap kurang representatif sebagai pintu masuk ibukota provinsi.

Wali Kota Depok, Supian Suri, dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa trotoar di akses jalan tersebut memang telah tersedia, namun masih membutuhkan perbaikan signifikan, terutama penambahan penerangan jalan umum (PJU) yang memadai. Kondisi ini diamini oleh Gubernur yang berjanji akan segera melakukan penambahan PJU dan melakukan peremajaan trotoar, menciptakan akses yang estetis dan aman bagi pejalan kaki dan pengguna jalan lainnya. Gubernur menekankan pentingnya akses jalan ini sebagai citra Jawa Barat di mata masyarakat, baik dari segi keindahan maupun kenyamanan. Perbaikan ini bukan hanya sekadar proyek infrastruktur, tetapi juga upaya meningkatkan rasa bangga warga Jawa Barat terhadap daerahnya sendiri.

Hasil pengamatan di lapangan pada 17 Maret 2025 menunjukkan kondisi trotoar sepanjang 200-250 meter dari perempatan jalan sebelum flyover UI hingga dekat kampus BSI yang selebar 80-100 sentimeter. Namun, material keramik yang licin menjadi permasalahan utama, berpotensi menyebabkan kecelakaan bagi pejalan kaki. Selain itu, kondisi trotoar juga ditemukan rusak dengan keramik yang pecah dan sampah berserakan. Kondisi serupa juga ditemukan di sekitar Tugu Depok, dengan coretan, kabel menjuntai, dan sampah yang menumpuk. Minimnya penerangan jalan di area ini semakin memperburuk keadaan, menciptakan suasana gelap dan kurang aman, terutama di malam hari.

Keluhan warga Depok terkait minimnya penerangan jalan dan estetika akses masuk kota juga menjadi sorotan. Puspita, warga Beji, menuturkan bahwa akses masuk Depok terkesan suram dan tidak menarik, bahkan di malam hari tugu Depok nyaris tak terlihat karena minimnya cahaya. Hal senada diungkapkan Chairul, yang menyebut minimnya PJU sebagai ciri khas daerah tersebut. Kondisi ini dianggap tidak sesuai dengan standar kota modern dan berdampak buruk terhadap kesan pertama bagi pengunjung dan warga yang melintas.

Menanggapi hal ini, Puspita memberikan saran inovatif berupa sayembara desain yang melibatkan mahasiswa. Ide ini dinilai dapat menghasilkan desain yang lebih segar, sesuai perkembangan terkini, dan hemat biaya. Dengan melibatkan mahasiswa, diharapkan dapat memberikan solusi kreatif dan modern dalam mendesain ulang akses masuk Depok yang representatif dan mencerminkan kemajuan daerah tersebut. Gagasan ini pun dianggap dapat mengoptimalkan anggaran pembangunan dan menghasilkan karya yang lebih bernilai guna dibandingkan dengan pembangunan tugu yang menghabiskan miliaran rupiah namun kurang optimal dalam estetika dan fungsionalitasnya.

Perbaikan akses masuk Depok ini diharapkan tidak hanya memperbaiki infrastruktur fisik, melainkan juga meningkatkan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat, serta menjadi representasi kemajuan dan kebanggaan Provinsi Jawa Barat.