Gempa Kembar Guncang Tapanuli Utara: Satu Korban Jiwa dan Ancaman Longsor
Gempa Kembar Guncang Tapanuli Utara: Satu Korban Jiwa dan Ancaman Longsor
Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, dilanda bencana alam berupa gempa bumi kembar pada Selasa, 18 Maret 2024, pagi hari. Dua gempa bumi dengan kekuatan signifikan, masing-masing bermagnitudo 5,5 dan 5,6 skala Richter, mengguncang wilayah tersebut dalam selang waktu yang sangat singkat, yakni 56 detik. Bencana ini mengakibatkan satu korban jiwa, kerusakan infrastruktur berupa puluhan rumah yang mengalami kerusakan, dan memicu longsor di beberapa titik, yang berdampak pada terhambatnya akses jalan, khususnya di daerah perbukitan. Kejadian ini menyoroti kerentanan wilayah terhadap gempa bumi dan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sejenis.
Gempa pertama dengan magnitudo 5,5 mengguncang Tapanuli Utara pada pukul 05.22 WIB. Hanya 56 detik kemudian, gempa susulan dengan magnitudo 5,6 terjadi. Episenter gempa pertama tercatat berada di darat, sekitar 19 kilometer tenggara Tapanuli Utara, sementara episenter gempa kedua terletak 14 kilometer dari titik gempa pertama. Kedua gempa memiliki kedalaman yang sama, yaitu 10 kilometer, sehingga dampak getarannya sangat terasa di permukaan. Menurut keterangan Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, selisih waktu kejadian kedua gempa adalah 56 detik, dengan selisih jarak episenter sekitar 9 kilometer. Meskipun pusat gempa berada di Kecamatan Panggaribuan, dampak paling parah dirasakan di Kecamatan Pahae Julu dan Kecamatan Pahae Jae, dengan banyak rumah warga mengalami kerusakan struktural akibat guncangan yang kuat.
Tragedi tersebut menelan satu korban jiwa, yaitu Kartini Manalu (68), warga Desa Lobu Pining, Kecamatan Pahae Julu. Ibu Kartini meninggal dunia setelah tertimpa reruntuhan rumahnya akibat guncangan gempa yang tiba-tiba. Kejadian ini menyoroti betapa dahsyatnya dampak gempa bumi dan pentingnya upaya mitigasi bencana untuk meminimalisir jatuhnya korban jiwa. Selain korban jiwa, gempa juga menyebabkan longsor di sejumlah titik, yang mengganggu akses jalan dan mobilitas warga, terutama di daerah perbukitan. Kondisi ini mengharuskan warga untuk tetap waspada terhadap potensi bencana susulan dan memastikan keamanan diri dan keluarga.
BMKG mencatat telah terjadi delapan kali gempa susulan setelah gempa utama. Daryono menjelaskan bahwa aktivitas Sesar Besar Sumatera Segmen Toru dengan mekanisme pergerakan mendatar menjadi penyebab kejadian ini. BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, menghindari bangunan yang mengalami kerusakan, dan memastikan kondisi rumah aman sebelum kembali ke dalam rumah. Peristiwa ini sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam dan perlunya peningkatan infrastruktur untuk mengurangi risiko kerusakan dan korban jiwa di masa mendatang.
Berikut beberapa poin penting terkait peristiwa gempa kembar di Tapanuli Utara:
- Waktu dan Magnitudo: Dua gempa bumi terjadi pada 18 Maret 2024, pukul 05.22 WIB (magnitudo 5,5) dan 05.23 WIB (magnitudo 5,6).
- Lokasi Episenter: Episenter gempa pertama berada 19 km tenggara Tapanuli Utara, dan gempa kedua 14 km dari titik pertama.
- Kedalaman: Kedua gempa terjadi pada kedalaman 10 kilometer.
- Korban Jiwa: Satu korban jiwa dilaporkan meninggal dunia akibat tertimpa reruntuhan rumah.
- Kerusakan: Puluhan rumah mengalami kerusakan, dan terjadi longsor di beberapa titik yang menghambat akses jalan.
- Gempa Susulan: BMKG mencatat delapan gempa susulan setelah gempa utama.
- Penyebab: Aktivitas Sesar Besar Sumatera Segmen Toru.
- Imbauan BMKG: Tetap tenang, hindari bangunan rusak, dan pastikan rumah aman sebelum kembali ke dalam.