Ipda Sunaryo: Dari Budidaya Jamur hingga Pengabdian Membangun Desa

Ipda Sunaryo: Dari Budidaya Jamur hingga Pengabdian Membangun Desa

Ipda Sunaryo, Wakapolsek Pelawan Singkut, Kabupaten Sarolangun, Jambi, bukan sekadar penegak hukum. Di balik seragamnya, tersimpan dedikasi luar biasa yang telah berbuah manis bagi masyarakat Desa Percobaan Sido Mukti. Lebih dari menjalankan tugas kepolisian, Ipda Sunaryo menginspirasi dengan kiprahnya dalam pengembangan ekonomi kerakyatan melalui budidaya jamur tiram, serta peran aktifnya dalam mewujudkan pemekaran desa yang selama satu dekade tertunda.

Melalui inisiatifnya, budidaya jamur tiram kini menyerap lebih dari 60 tenaga kerja di Desa Sido Mukti. Hal ini dibenarkan oleh Joko Sudarno, petani dan tokoh masyarakat setempat. "Kehadiran Ipda Sunaryo sungguh berkah bagi kami," ujar Joko. "Usaha jamur tiramnya telah memberikan lapangan kerja yang signifikan, khususnya bagi anak-anak muda di desa kami. Awalnya usaha rumahan, kini produksinya melimpah dan menyerap banyak tenaga kerja." Joko juga memuji komitmen Ipda Sunaryo dalam menyediakan mobil pribadi jenis Fortuner sebagai mobil siaga, siap membantu warga kapan pun dibutuhkan, tanpa pamrih. Seluruh biaya perawatan dan bahan bakar ditanggung Ipda Sunaryo secara pribadi.

Dedikasi Ipda Sunaryo meluas hingga pada terwujudnya pemekaran Desa Sido Mukti. Setelah terhambat selama 10 tahun, pemekaran desa akhirnya terwujud berkat kontribusi signifikan Ipda Sunaryo. Ia tidak hanya menghibahkan tanah seluas 30x30 meter untuk lahan kantor desa—tanah yang bernilai sekitar Rp 50 juta—tetapi juga menyumbangkan dana sebesar Rp 22 juta untuk proses pemekaran tersebut. Hal ini dikonfirmasi oleh Penjabat Kepala Desa Sido Mukti, Muzaki. "Beliau sangat positif, membantu sejak awal proses pemekaran, dari penghibahan tanah hingga pendanaan," ungkap Muzaki. Lebih lanjut, Muzaki menjelaskan, Ipda Sunaryo juga kerap membantu berbagai kebutuhan desa, mulai dari menyediakan konsumsi untuk kegiatan desa hingga menanggung biaya senam keliling se-Kecamatan Singkut.

Keberhasilan budidaya jamur tiram Ipda Sunaryo tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga memberikan dampak positif pada perekonomian masyarakat. Panen jamur tiram yang awalnya hanya 2-5 kg per hari, kini mencapai ratusan kilogram, dengan omzet lebih dari Rp 2 juta per hari. Awal mula budidaya ini dimulai sejak tahun 2008, dengan skala kecil di rumah bersama istri. Ipda Sunaryo menggunakan serbuk kayu pule sebagai media tanam, setelah melalui proses sterilisasi. Ia memulai dengan 15 warga dan memberikan modal 1.000 kantong media tanam, namun karena kendala kesabaran sebagian warga, kini ia mempekerjakan 41 karyawan dengan upah rata-rata Rp 1,4 – 1,5 juta per dua minggu.

Selain budidaya jamur, Ipda Sunaryo juga mengelola usaha kayu untuk bahan pensil dari kayu pule, yang menyerap 90 tenaga kerja. Seluruh proses, dari pengadaan kayu hingga pemasaran, dilakukan secara legal dan berkelanjutan. Komitmennya pada pengembangan ekonomi berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat menjadikan Ipda Sunaryo sebagai figur inspiratif bagi anggota kepolisian lainnya. Pengabdiannya telah diakui oleh pembaca detikcom yang mengusulkan Ipda Sunaryo sebagai kandidat Hoegeng Awards 2025.

Ipda Sunaryo tidak hanya menjalankan tugas pokoknya sebagai anggota kepolisian, melainkan juga berperan aktif dalam pemberdayaan masyarakat dan pembangunan desa. Kisahnya menginspirasi dan menjadi bukti nyata bahwa pengabdian seorang anggota kepolisian dapat berdampak luas bagi masyarakat, melampaui tugas dan tanggung jawab formal yang diemban. Ia membuktikan bahwa polisi bukan hanya penegak hukum, tetapi juga pelayan masyarakat yang berdedikasi tinggi.