Gempa Bumi Kembar Guncang Tapanuli Utara: Analisis BMKG atas Aktivitas Sesar Sumatera

Gempa Bumi Kembar Guncang Tapanuli Utara: Analisis BMKG atas Aktivitas Sesar Sumatera

Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, diguncang dua gempa bumi tektonik dalam rentang waktu yang sangat berdekatan pada Selasa, 18 Maret 2023. Gempa pertama, dengan magnitudo 5,5, terjadi pukul 05.22.38 WIB, disusul gempa kedua berkekuatan 5,6 magnitudo pada pukul 05.23.34 WIB. Kedua peristiwa seismik ini, yang tercatat hanya berselisih 56 detik, menimbulkan kepanikan di kalangan warga dan menjadi sorotan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa pusat gempa pertama berada di koordinat 1,91° Lintang Utara; 99,10° Bujur Timur, tepatnya 19 kilometer Tenggara Tapanuli Utara pada kedalaman 10 kilometer. Episenter gempa kedua terdeteksi di 1,90° Lintang Utara; 99,02° Bujur Timur, atau sekitar 14 kilometer Tenggara Tapanuli Utara, juga pada kedalaman 10 kilometer. Meskipun terjadi berdekatan, kedua episenter gempa memiliki jarak sekitar 9 kilometer. BMKG menegaskan bahwa rangkaian gempa ini tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Analisis BMKG lebih lanjut menunjukkan bahwa gempa bumi tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal yang diakibatkan oleh aktivitas Sesar Besar Sumatera, tepatnya Segmen Toru. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa kedua gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar. Dampak gempa dirasakan cukup signifikan di Kecamatan Tarutung, Tapanuli Utara, dengan intensitas IV - V MMI (Modified Mercalli Intensity). Getarannya cukup kuat hingga menyebabkan hampir semua penduduk terbangun, barang-barang rumah tangga berjatuhan, dan bahkan bandul lonceng berhenti berayun. Getaran juga terasa di Kota Sibolga dengan intensitas III MMI.

  • Skala Intensitas Gempa:
    • Tarutung, Taput: IV - V MMI
    • Sibolga, Sumut: III MMI

BMKG menghimbau masyarakat untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan informasi yang belum terverifikasi. Penting untuk memeriksa kondisi bangunan tempat tinggal masing-masing, memastikannya aman dan tidak mengalami kerusakan struktural yang membahayakan sebelum kembali ke dalam rumah. Masyarakat juga diimbau untuk menghindari bangunan yang sudah retak atau rusak akibat gempa. Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi masyarakat untuk selalu waspada dan mempersiapkan diri menghadapi potensi bencana alam, khususnya di wilayah yang rawan gempa.

Lebih lanjut, peristiwa gempa bumi kembar ini menjadi fokus perhatian para ahli geologi untuk menganalisis lebih lanjut pola aktivitas seismik di sepanjang Sesar Sumatera. Pemantauan intensif terus dilakukan oleh BMKG untuk mendeteksi kemungkinan aktivitas gempa susulan dan memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat. Kerjasama dan koordinasi antar lembaga terkait sangat penting dalam upaya mitigasi bencana dan pengurangan risiko bagi masyarakat di wilayah rawan gempa di Indonesia.