Absensi Chelsea di Liga Champions: John Terry Ungkap Kekecewaan dan Harapan untuk Masa Depan
Absensi Chelsea di Liga Champions: John Terry Ungkap Kekecewaan dan Harapan untuk Masa Depan
Dua musim berlalu tanpa merasakan atmosfer Liga Champions, sebuah kenyataan pahit yang dirasakan oleh Chelsea dan juga legenda klub, John Terry. Ketidakhadiran klub London Biru tersebut di panggung Eropa elite menjadi sorotan tajam, terutama bagi Terry yang menghabiskan sebagian besar karier gemilangnya di Stamford Bridge. Bagi Terry, absennya Chelsea dari Liga Champions merupakan sebuah anomali yang menyakitkan dan jauh dari standar yang seharusnya diukir oleh klub sebesar Chelsea.
Perubahan kepemilikan klub dari Roman Abramovich ke Todd Boehly pada Mei 2022, di tengah gejolak geopolitik antara Rusia dan Ukraina, menandai babak baru yang penuh tantangan bagi Chelsea. Era Abramovich yang membentang selama 19 tahun telah membangun Chelsea menjadi raksasa sepak bola Inggris, memborong 21 trofi bergengsi, termasuk gelar Liga Champions dan lima gelar Premier League. Dominasi Chelsea di kancah domestik dan Eropa selama periode tersebut, dengan John Terry sebagai kapten yang karismatik, menjadi tolok ukur yang sulit dilampaui.
Terry, yang menghabiskan 17 tahun membela Chelsea (2000-2017) dan menjadi bagian penting dari era keemasan tersebut, mengungkapkan kekecewaannya atas performa tim di musim-musim terakhir. Ia melihat potensi awal musim yang menjanjikan kemudian memudar menjadi periode buruk dan penurunan performa yang signifikan. "Awalnya di musim ini Chelsea menunjukkan tanda-tanda sebagai skuad yang muda dan berbahaya. Namun setelahnya, periode buruk terjadi dan ada penurunan performa," ungkap Terry kepada Mirror. Kekecewaan Terry bukan tanpa alasan. Keikutsertaan di Liga Champions, baginya, bukan sekadar ambisi, melainkan suatu kewajiban yang melekat pada identitas Chelsea sebagai klub besar.
Terry menekankan bahwa finis di empat besar dan lolos ke Liga Champions seharusnya menjadi target minimum bagi Chelsea. "Dulu, Liga Champions adalah target minimum bagi saya dan beberapa pemain Chelsea. Itu supaya saya bisa menjaga mentalitas, untuk bisa bersaing main di kompetisi top Eropa tiap tahunnya," tegas Terry. Ia mengingat masa kejayaannya di mana berlaga di Liga Champions merupakan hal yang lumrah dan menjadi pijakan mentalitas juara. Kehilangan konsistensi tampil di kompetisi Eropa elite ini merupakan hal yang sangat disayangkan bagi Terry dan para pendukung setia Chelsea.
Musim ini, Chelsea berjuang keras untuk mencapai empat besar dan mengamankan tiket ke Liga Champions musim depan. Meskipun saat ini mereka berkompetisi di UEFA Conference League, Terry tetap berharap agar tim kesayangannya dapat segera kembali ke tempatnya di kompetisi paling bergengsi di Eropa. "Musim ini, Chelsea punya peluang untuk bisa main di Liga Champions musim depan. Ini adalah Chelsea, klub besar dan harusnya main di Liga Champions," tambahnya. Harapan Terry ini mewakili harapan seluruh pendukung Chelsea, yang merindukan kejayaan tim kesayangannya kembali berjaya di panggung Eropa.
Namun, jalan menuju Liga Champions tidaklah mudah. Chelsea harus berjuang keras untuk memperbaiki konsistensi performa dan mengatasi tantangan-tantangan yang ada. Tantangan tersebut membutuhkan kerja keras seluruh elemen tim, mulai dari pelatih, pemain, hingga manajemen klub, untuk mengembalikan Chelsea ke jalur kejayaannya di pentas Liga Champions.