Nelayan Sumbawa Kembalikan Ikan Mola-Mola Raksasa ke Habitatnya

Nelayan Sumbawa Kembalikan Ikan Mola-Mola Raksasa ke Habitatnya

Sebuah peristiwa langka terjadi di perairan Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Minggu malam, 16 Maret 2025, sekitar pukul 22.30 WITA, seekor ikan mola-mola dengan ukuran yang luar biasa—diperkirakan mencapai 200 kilogram—terdampar di pesisir Desa Labuhan Sumbawa, Kecamatan Labuhan Badas. Penemuan ini pertama kali diunggah oleh Echy Nurmala melalui akun media sosialnya, dan kemudian dikonfirmasi oleh seorang nelayan setempat, Yogi. Meskipun tidak mengetahui status perlindungan ikan tersebut, Yogi dan sejumlah warga desa langsung berupaya mengembalikan ikan mola-mola tersebut ke laut lepas.

Proses mengembalikan ikan purba yang dilindungi ini bukanlah perkara mudah. Butuh usaha keras lima orang nelayan untuk menarik dan mengarahkan ikan mola-mola yang masih hidup tersebut ke tengah laut. Menurut Yogi, mereka membawa ikan tersebut menggunakan tali dan menyelam untuk memastikan ikan tersebut kembali ke habitatnya di kedalaman laut. Mereka tidak mengonsumsi ikan tersebut karena ketidaktahuan akan status konservasinya. Peristiwa ini menyoroti pentingnya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat pesisir mengenai perlindungan spesies langka dan terancam punah seperti ikan mola-mola.

Kehadiran ikan mola-mola di perairan sekitar Pulau Panjang dan Saringi, Sumbawa, bukanlah hal yang sepenuhnya baru. Yogi menyebutkan bahwa kemunculan ikan ini di perairan tersebut umumnya terjadi antara bulan Juli hingga Desember. Fenomena unik yang menyertai kemunculan ikan mola-mola ini adalah interaksi simbiosisnya dengan ikan angel fish. Ikan angel fish memiliki peran penting dalam membersihkan parasit dan sisa makanan yang menempel pada tubuh ikan mola-mola yang besar dan lamban ini. Interaksi ini umumnya terjadi pada jarak 25 hingga 50 meter dari permukaan laut.

Ikan mola-mola, atau sunfish, dikenal sebagai salah satu spesies ikan purba yang masih bertahan hidup hingga kini. Statusnya sebagai spesies yang dilindungi baik di tingkat nasional maupun internasional telah ditetapkan oleh pemerintah Indonesia dan lembaga internasional terkait konservasi. Gerakannya yang lambat dan cenderung mengikuti arus laut menjadikan ikan ini rentan terhadap berbagai ancaman, termasuk terdampar di pesisir pantai. Meskipun sering dijumpai oleh nelayan setempat, peristiwa terdamparnya ikan mola-mola sebesar ini tetap menjadi peristiwa yang luar biasa dan menekankan pentingnya upaya konservasi untuk menjaga kelestarian spesies laut yang unik ini. Kejadian ini juga menjadi pengingat pentingnya peran masyarakat dalam upaya pelestarian lingkungan laut, khususnya dalam melindungi spesies langka dan terancam punah seperti ikan mola-mola.

Lebih lanjut, kejadian ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan program edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar mengenai pentingnya menjaga kelestarian ekosistem laut dan perlindungan spesies yang dilindungi. Peningkatan kesadaran masyarakat akan memberikan kontribusi signifikan dalam upaya konservasi laut dan perlindungan spesies laut yang rentan, seperti ikan mola-mola.