Misteri Kematian Sales Mobil di Aceh: Oknum TNI AL Tersangka, Keluarga Ungkap Kronologi
Misteri Kematian Sales Mobil di Aceh: Oknum TNI AL Tersangka, Keluarga Ungkap Kronologi
Tragedi tewasnya Hasniafi, atau Imam (37), seorang sales mobil sekaligus perawat sukarela di Puskesmas Babah Buloh, Aceh Utara, meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan menimbulkan pertanyaan besar bagi publik. Keluarga korban, melalui perwakilannya Tgk Mujirurrahman, sepupu Imam, mengungkapkan kronologi peristiwa yang berujung pada kematian Imam pada Senin, 17 Maret 2025. Kronologi ini diungkap di lokasi pemakaman Imam di Desa Uteun Geulinggang, Kecamatan Dewantara, Kabupaten Aceh Utara.
Peristiwa bermula pada Jumat sore, 14 Maret 2025. Imam bertemu dengan seorang oknum anggota TNI Angkatan Laut (AL) Lanal Lhokseumawe berpangkat Kelasi Dua (KLD) berinisial DI. Keduanya tengah melihat sebuah mobil Innova hitam yang sedang ditawarkan Imam. DI, sang oknum TNI AL, kemudian meminta untuk melakukan test drive. Menurut Mujirurrahman, keduanya sempat berkeliling selama kurang lebih satu jam di Kompleks ASEAN (Aceh ASEAN Fertilizer).
Tragedi terjadi setelahnya. Sebuah suara letusan senjata api menggema di sekitar lokasi. Warga sekitar mendengar suara tembakan tersebut, memicu kecurigaan bahwa Imam telah menjadi korban kejahatan. Namun, lokasi persis kejadian tembakan – di dalam atau di luar mobil – masih belum diketahui pasti oleh keluarga.
Setelah peristiwa penembakan tersebut, Imam menghilang tanpa kabar. Kontak terakhir dengan Imam terputus pada Jumat sore itu. Keluarga yang cemas kemudian melaporkan kehilangan Imam kepada Polsek Dewantara dan Polres Lhokseumawe. Proses pencarian yang melibatkan pihak kepolisian berlangsung selama empat hari, hingga akhirnya kabar duka disampaikan pada Senin pagi. Polisi memberitahukan keluarga bahwa Imam telah ditemukan meninggal dunia, dengan oknum TNI AL tersebut sebagai tersangka pelaku pembunuhan.
Imam, yang dikenal sebagai sosok pekerja keras, menjalani dua profesi sekaligus. Selain bekerja sebagai perawat di Puskesmas, ia juga berprofesi sebagai agen penjualan mobil. Mujirurrahman menegaskan bahwa mobil Innova yang menjadi objek transaksi bukan milik Imam, melainkan hanya menjadi tanggung jawabnya sebagai agen penjualan. Kehilangan Imam menyisakan kesedihan mendalam bagi istri dan tiga anaknya yang masih berusia 12 tahun, 4 tahun, dan 6 bulan.
Jenazah Imam telah dimakamkan di Desa Uteun Geulinggang. Sementara itu, kasus ini masih dalam proses penyelidikan lebih lanjut oleh pihak berwajib. Proses evakuasi jenazah Imam sebelumnya melibatkan tim medis, personel TNI AL, dan satuan reserse dan kriminal Polres Lhokseumawe dari Km 30 Gunung Salak Aceh Utara menuju Rumah Sakit Umum Cut Meutia, Aceh Utara.
Kasus ini menyoroti pentingnya pengawasan dan penegakan hukum yang tegas terhadap tindakan kriminal, siapapun pelakunya. Investigasi yang transparan dan tuntas sangat diharapkan agar keadilan dapat ditegakkan dan keluarga korban memperoleh kepastian hukum.