Mualaf di Bulan Ramadan: Kisah Seorang Ibu dan Putra di Masjid Agung Jawa Tengah

Mualaf di Bulan Ramadan: Kisah Seorang Ibu dan Putra di Masjid Agung Jawa Tengah

Ramadan tahun ini menandai momen sakral bagi Estri Nuryaningsih dan putra sulungnya, Benediktus Ruben Valencia Putra, warga Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Di tengah suasana spiritual bulan suci, keduanya memutuskan untuk mengucapkan syahadat dan memeluk agama Islam di Masjid Agung Jawa Tengah, Magelang. Keputusan ini menandai babak baru dalam kehidupan mereka, sebuah perjalanan spiritual yang sarat dengan pergulatan batin dan akhirnya berujung pada kedamaian. Bagi Estri, kembalinya ke pangkuan Islam merupakan sebuah penutupan dari perjalanan spiritual yang panjang, setelah 17 tahun memeluk agama Katolik pasca mengikuti keyakinan mantan suaminya.

Proses pengucapan syahadat dipimpin oleh Ketua Badan Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah, Asfuri Muhsis. Suasana haru menyelimuti prosesi tersebut. Estri tampak terisak saat mengucapkan kalimat syahadat, menunjukkan betapa besarnya beban dan keraguan yang telah berhasil ia lewati. Sebaliknya, Ruben, yang berusia 17 tahun, terlihat lebih tenang, meskipun ia mengakui rasa gugupnya saat berada di Masjid Agung Jawa Tengah untuk pertama kalinya. "Saya gemetar. Masuk ke sini juga baru kali ini, deg-degan," ungkap Estri, menggambarkan perasaan campur aduk yang menyertai momen bersejarah tersebut. Perjalanan menuju keputusan ini tidaklah mudah. Estri mengutarakan bahwa dirinya telah melalui masa pergulatan batin yang cukup panjang, dihadapkan pada berbagai kendala, termasuk keraguan dari putra sulungnya yang kala itu belum siap untuk berpindah keyakinan. Namun, akhirnya Rubenlah yang justru menjadi penguat dan mendorong ibunya untuk kembali memeluk agama Islam. "Saya bersyahadat di sini biar mantap," tegas Estri, menekankan pilihannya untuk mengucapkan syahadat di Masjid Agung Jawa Tengah sebagai simbol penyatuan hati dan keyakinan.

Keputusan Estri dan Ruben telah diketahui oleh keluarga besar mereka. Ketiga anak Estri lainnya, yang sejak lahir telah beragama Islam, menyambut gembira keputusan sang ibu dan kakak. Ruben sendiri mengungkapkan rasa senangnya menjadi seorang muslim dan menantikan momen shalat berjemaah bersama ketiga adiknya. "Sekarang (hati) damai," ujarnya singkat, menunjukkan kedamaian batin yang ia rasakan setelah resmi menjadi seorang muslim. Asfuri Muhsis, Ketua Badan Pelaksana Masjid Agung Jawa Tengah, menyatakan bahwa Estri dan Ruben merupakan mualaf pertama yang mengucapkan syahadat di masjid tersebut di bulan Ramadan ini. Pihak masjid pun menyatakan kesiapannya untuk memfasilitasi siapa pun yang ingin memeluk agama Islam. Kisah Estri dan Ruben menjadi bukti nyata bahwa pencarian spiritual merupakan perjalanan individual yang unik dan penuh tantangan, serta bahwa Ramadan dapat menjadi momen istimewa bagi perubahan dan penemuan jati diri.

*Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan Estri dan Ruben untuk menjadi mualaf meliputi: * Pergulatan batin yang panjang. * Dukungan dari putra sulungnya, Ruben. * Keinginan untuk kembali kepada agama Islam. * Fasilitas yang diberikan oleh Masjid Agung Jawa Tengah.

Proses mengucapkan syahadat di Masjid Agung Jawa Tengah menjadi simbol pengukuhan keyakinan baru bagi Estri dan Ruben, menandai sebuah awal yang penuh harapan di tengah suasana Ramadan yang penuh berkah.