Gandhi Fernando Kritik Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN: Kurangnya Pengalaman di Industri Perfilman Dipertanyakan

Gandhi Fernando Kritik Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN: Kurangnya Pengalaman di Industri Perfilman Dipertanyakan

Polemik mewarnai pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama Perusahaan Film Negara (PFN). Aktor dan produser Gandhi Fernando secara terbuka mempertanyakan kompetensi vokalis Seventeen tersebut dalam memimpin perusahaan film milik negara. Melalui akun TikTok pribadinya, Gandhi melontarkan kritik tajam terkait kurangnya pengalaman Ifan di industri perfilman.

"Kompetensi Ifan Seventeen dalam bidang perfilman menjadi pertanyaan besar," ujar Gandhi Fernando dalam unggahan videonya pada Senin (17/3/2025). Ia mempertanyakan alasan di balik pemilihan Ifan, seorang penyanyi, dibandingkan dengan deretan profesional perfilman yang berpengalaman dan mumpuni. "Dari sekian banyak insan perfilman yang berbakat dan berpengalaman, mengapa pilihan jatuh kepada seorang penyanyi yang belum memiliki rekam jejak signifikan dalam produksi film?" tanyanya retoris.

Gandhi kemudian menjabarkan sederet nama-nama tokoh perfilman nasional yang menurutnya jauh lebih layak untuk menduduki posisi tersebut. Daftar nama tersebut antara lain:

  • Garin Nugroho
  • Reza Rahadian
  • Christine Hakim
  • Hanung Bramantyo
  • Mira Lesmana
  • Riri Riza
  • Nicholas Saputra
  • Luna Maya

Gandhi menekankan bahwa keberhasilan mengelola sebuah perusahaan film tidak hanya bergantung pada kemampuan manajemen semata. Pemahaman mendalam tentang proses produksi film, meliputi aspek kreatif, teknis, dan investasi, menjadi faktor krusial yang tak dapat diabaikan. "Industri film bukan sekadar soal angka-angka dan manajemen," tegas Gandhi. "Ini tentang pemahaman yang menyeluruh terhadap proses kreatif, teknis produksi, hingga strategi investasi yang tepat untuk proyek-proyek perfilman milik negara."

Lebih lanjut, ia mengkhawatirkan potensi risiko yang mungkin timbul akibat kurangnya pemahaman Ifan terhadap seluk-beluk produksi film. "Tanpa pemahaman yang komprehensif tentang produksi film, ada potensi besar terjadi penyimpangan anggaran atau bahkan keputusan-keputusan yang merugikan PFN," ungkapnya. Gandhi khawatir Ifan bisa saja mudah dimanipulasi dalam pengambilan keputusan terkait anggaran film oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.

Kritik Gandhi terhadap penunjukan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN menyoroti pentingnya menempatkan profesional yang tepat di posisi kepemimpinan strategis dalam industri perfilman nasional. Perdebatan ini pun mengarahkan perhatian publik pada pentingnya transparansi dan pertimbangan matang dalam proses seleksi pejabat publik di berbagai sektor, termasuk industri kreatif seperti perfilman.

Pernyataan Gandhi Fernando ini memicu diskusi publik tentang kriteria kepemimpinan di perusahaan negara dan pentingnya mempertimbangkan pengalaman dan keahlian khusus dalam pengangkatan direktur utama di sektor-sektor strategis seperti perfilman.