Misteri Kematian Mahasiswa UKI: Percekcokan dan Pesta Miras Sebelum Pengeroyokan

Misteri Kematian Mahasiswa UKI: Percekcokan dan Pesta Miras Sebelum Pengeroyokan

Tragedi tewasnya Kenzha Walewangko (22), mahasiswa Fisipol Universitas Kristen Indonesia (UKI), pada Selasa (4/3) lalu, menyimpan sejumlah misteri yang kini tengah diusut pihak kepolisian. Kejadian yang bermula dari dugaan pengeroyokan di area parkir kampus ini, kini terungkap diawali dengan percekcokan di antara para mahasiswa yang terlibat. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Nicolas Ary Lilipaly, mengungkapkan bahwa percekcokan tersebut dipicu oleh kesalahpahaman atau ketersinggungan di antara pihak-pihak yang terlibat. Namun, detail percekcokan tersebut masih dalam tahap penyelidikan intensif. Pihak kepolisian masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi untuk mengungkap kronologi kejadian secara lengkap. Proses penyelidikan ini meliputi pemeriksaan saksi, digital forensik terhadap rekaman CCTV, autopsi jenazah korban, serta laboratorium forensik untuk menganalisis barang bukti.

Proses gelar perkara, menurut Kapolres, akan dilakukan setelah seluruh alat bukti terkumpul dan dianalisis. Langkah ini menjadi krusial untuk menentukan langkah hukum selanjutnya dan memastikan semua fakta terungkap secara transparan. Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 34 orang saksi, termasuk rektor UKI, penjual minuman keras, dan rekan-rekan korban yang turut serta dalam pesta miras yang diduga berlangsung sebelum insiden pengeroyokan.

Fakta lain yang mengemuka adalah adanya pesta minuman keras (miras) sebelum kejadian nahas tersebut. Hal ini dibenarkan oleh Rektor UKI, Dhaniswara K Harjono. Meskipun pihak kampus melarang keras membawa dan mengonsumsi miras di lingkungan kampus, pihak rektorat mengakui adanya kegagalan pengawasan yang memungkinkan terjadinya pesta miras tersebut. Dhaniswara menyatakan bahwa pihak kampus tidak memantau kegiatan mahasiswa tersebut sehingga pesta miras dapat berlangsung. Ia menambahkan, bahwa setelah olah TKP, ditemukan botol-botol minuman keras di lokasi kejadian, menunjukkan adanya aktivitas pesta miras sebelum terjadinya pengeroyokan. Pihak UKI menegaskan akan memberikan sanksi tegas kepada mahasiswa yang terlibat dalam pesta miras tersebut, namun detail sanksi masih belum bisa diungkapkan.

Kejadian ini menimbulkan sorotan tajam terhadap keamanan dan pengawasan di lingkungan kampus UKI. Bagaimana pesta miras dapat terjadi dan bagaimana percekcokan yang berujung pada pengeroyokan dapat terjadi di area kampus menjadi pertanyaan kunci yang harus dijawab. Proses penyelidikan yang teliti dan transparan diharapkan dapat mengungkap seluruh fakta, memberikan keadilan bagi keluarga korban, serta mencegah kejadian serupa terulang di masa mendatang.

Berikut poin-poin penting yang ditemukan dalam investigasi:

  • Percekcokan dipicu kesalahpahaman atau ketersinggungan.
  • Pesta miras terjadi sebelum pengeroyokan.
  • 34 saksi telah diperiksa.
  • Polisi menunggu hasil autopsi, digital forensik, dan labfor.
  • UKI melarang miras di kampus, tetapi pengawasan lemah.
  • UKI akan memberi sanksi tegas pada mahasiswa yang terlibat.
  • Gelar perkara menunggu bukti lengkap.