BMKG: Prediksi Musim Kemarau 2025, Ancaman Kekeringan di Beberapa Wilayah

Prediksi BMKG: Musim Kemarau 2025 dan Potensi Kekeringan

Indonesia memasuki musim kemarau sejak awal Maret 2025, dengan puncaknya diperkirakan tidak terjadi secara serentak. Sebagian besar wilayah diproyeksikan mencapai puncak musim kemarau pada bulan Juni, sementara wilayah lainnya baru akan mengalaminya pada Juli 2025. Meskipun demikian, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan bahwa awal musim kemarau tahun ini masih berada dalam rentang normal jika dibandingkan dengan data historis 30 tahun terakhir. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers pada Senin (17/2/2025), menjelaskan bahwa terdapat variasi dalam dimulainya musim kemarau di berbagai wilayah Indonesia.

Berdasarkan data BMKG, sekitar 30 persen (207 zona musim) mengalami awal musim kemarau sesuai dengan periode normal, 29 persen (204 zona musim) mengalami keterlambatan, dan 22 persen (154 zona musim) mengalami percepatan. Namun, fokus utama dari prediksi BMKG tertuju pada wilayah-wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan yang lebih intensif daripada biasanya. Sebanyak 14 persen (98 zona musim) diprediksi akan mengalami musim kemarau dengan curah hujan di bawah normal, yang mengindikasikan potensi risiko kekeringan yang signifikan dan peningkatan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Wilayah Rawan Kekeringan:

Berikut wilayah yang diidentifikasi BMKG berpotensi mengalami musim kemarau dengan curah hujan di bawah normal:

  • Sumatera bagian utara
  • Sebagian kecil Kalimantan Barat
  • Sebagian Sulawesi Tengah
  • Maluku utara
  • Papua bagian selatan

Dwikorita menekankan perlunya kewaspadaan terhadap potensi kekeringan dan karhutla di wilayah-wilayah tersebut akibat rendahnya curah hujan yang diperkirakan terjadi. Pemerintah dan masyarakat diimbau untuk melakukan langkah-langkah antisipatif untuk meminimalisir dampak negatifnya.

Wilayah dengan Curah Hujan di Atas Normal:

Sebaliknya, sejumlah wilayah lain diprediksi akan mengalami musim kemarau dengan curah hujan di atas normal, yang berarti akan menerima akumulasi curah hujan musiman lebih tinggi daripada biasanya. Wilayah-wilayah tersebut antara lain:

  • Aceh
  • Sebagian besar Lampung
  • Pulau Jawa bagian barat dan tengah
  • Bali
  • NTB
  • NTT
  • Sebagian kecil Sulawesi
  • Papua bagian tengah

Meskipun curah hujan di atas normal diprediksi di beberapa wilayah, BMKG tetap menyarankan agar masyarakat tetap waspada dan bijak dalam mengelola sumber daya air mengingat potensi ketidakpastian iklim. Pemantauan dan antisipasi secara berkelanjutan terhadap kondisi cuaca dan iklim tetap penting dilakukan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi selama musim kemarau.

BMKG menghimbau kepada seluruh pihak untuk senantiasa memantau informasi cuaca terkini melalui kanal-kanal resmi BMKG guna mengambil langkah antisipasi yang tepat.