Pelatih Lokal PSIS Semarang, M. Ridwan, Bagikan Pengalaman Wawancara Seleksi Timnas di Bawah Asuhan Patrick Kluivert
Pelatih Lokal PSIS Ikuti Seleksi Timnas, Berbagi Pengalaman Wawancara dengan Patrick Kluivert
Salah satu asisten pelatih PSIS Semarang, M. Ridwan, baru-baru ini mendapatkan kesempatan berharga untuk mengikuti wawancara seleksi sebagai asisten pelatih tim nasional Indonesia. Wawancara tersebut dilakukan langsung dengan legenda sepak bola Belanda, Patrick Kluivert, dan tim pelatih timnas lainnya. Pengalaman ini menjadi momen berkesan bagi Ridwan, yang mengaku tak pernah menyangka akan dipanggil untuk mengikuti proses seleksi tersebut di bulan Februari 2025. Ia termasuk dalam delapan pelatih lokal yang diundang untuk mengikuti wawancara, bersama nama-nama berpengalaman seperti Eko Purdjianto, Kurniawan Dwi Yulianto, Bima Sakti, Zulfikli Syukur, Widodo Cahyono Putro, Uston Nawawi, dan Firmansyah.
Ridwan mengungkapkan rasa hormat dan syukur atas kesempatan yang diberikan. Suasana wawancara digambarkannya sangat cair dan ramah. Para staf pelatih menyambutnya dengan hangat. Uniknya, Ridwan mengaku tidak mempersiapkan diri secara khusus, tidak memiliki bayangan mengenai pertanyaan yang akan diajukan. Ia memilih untuk tampil apa adanya, mengajak diskusi interaktif dan terbuka tentang filosofi kepelatihannya, melengkapi presentasi dengan video-video terkait.
"Kesannya pertama ya terhormat banget, bersyukur dapat kesempatan interview. Kedua ya ketika bertemu dengan staf pelatih di sana, mereka welcome dan ramah. Interview yang saya lakukan itu cair suasananya," ujar Ridwan. Ia memaparkan filosofi kepelatihannya, dan proses tanya jawab mengalir secara natural. "Sebanarnya jujur ya, saya tidak punya clue apa-apa soal interview itu. Saya tidak pernah melakukan interview sebelumnya untuk menjadi pelatih. Saya berpikir, kalau saya mau menginterview orang, apa sih yang ingin saya tahu? Saya ini pelatih yang suka ngobrol bola, jadi saya tampilkan apa yang sudah saya lakukan," tambahnya.
Ridwan menekankan pentingnya pemahaman mendalam tentang sepak bola dalam proses seleksi tersebut. Menurutnya, wawancara seleksi pelatih berbeda dengan wawancara di bidang akademis. Baginya, inti dari wawancara adalah bagaimana seorang pelatih mampu memahami sepak bola dan mengkomunikasikan ide-idenya secara efektif. "Ya, interview untuk sepak bola kan beda dengan akademisi. Saya mikirnya lebih ke bagaimana kita memahami sepak bola. Jadi sebelum itu, saya tanya ke diri saya sendiri, bagaimana kalau saya menginterview orang? Saya pengen tahu apa? Itu pengalaman berharga buat saya," katanya.
Hingga saat ini, Ridwan belum menerima kabar lanjutan mengenai hasil seleksi. Ia memaklumi hal tersebut, mengingat pengumuman pelatih fisik timnas telah dilakukan dan waktu yang semakin mepet. Dengan rendah hati, ia menyerahkan sepenuhnya kepada tim kepelatihan untuk menentukan keputusan selanjutnya dan tetap fokus pada aktivitas kepelatihannya di PSIS Semarang. "Saya pikir sudah tidak ada pemilihan asisten pelatih lagi karena sudah diumumkan pelatih fisik. Saya pikir waktunya sudah mepet juga. Saya kan sering menyeleksi orang, kalau tidak dikabari ya berarti tidak ada kelanjutan," kata asisten pelatih berlisensi A AFC ini. "Saya serahkan saja kepada tim kepelatihan tentang bagaimana kelanjutannya, saya lanjut beraktivitas seperti biasa," pungkasnya.