Banjir Bandang Madiun: Warga Hilang Terseret Arus Saat Salat Magrib, Pencarian Terkendala Cuaca Ekstrem
Banjir Bandang Madiun: Warga Hilang Terseret Arus Saat Salat Magrib, Pencarian Terkendala Cuaca Ekstrem
Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Madiun sejak Sabtu sore, 15 Maret 2025, telah mengakibatkan bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah. Bencana alam ini telah menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat, yang berjuang menyelamatkan diri dan harta benda mereka. Namun, tragedi yang lebih memilukan terjadi di Desa Dagangan, Kecamatan Dagangan, ketika seorang warga, Wahyudiono (66 tahun), dilaporkan hilang terseret arus deras banjir saat sedang menjalankan ibadah salat Magrib di rumahnya.
Kejadian nahas tersebut terjadi sekitar pukul 18.00 WIB. Arus banjir yang datang secara tiba-tiba telah menggerus pondasi rumah Wahyudiono hingga ambrol, menyeretnya ke dalam pusaran air yang deras. Kecepatan arus dan kondisi yang tak terduga membuat korban tidak memiliki kesempatan untuk menyelamatkan diri. AKP Jumarni, Kapolsek Dagangan, membenarkan peristiwa ini saat dikonfirmasi pada Minggu, 16 Maret 2025, menyatakan bahwa korban dilaporkan hilang saat menjalankan ibadah salat Magrib. Kehilangan warga tersebut menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan masyarakat sekitar.
Upaya Pencarian Terhambat Cuaca Buruk
Sejak kabar hilangnya Wahyudiono tersebar, tim gabungan dari TNI, Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan sejumlah relawan segera dikerahkan untuk melakukan pencarian. Namun, hujan lebat yang terus mengguyur hingga dini hari membuat operasi pencarian pada malam hari terpaksa ditunda karena kondisi yang berbahaya dan membahayakan keselamatan tim pencari. Pencarian baru dapat dilanjutkan pada Minggu pagi dengan fokus penyisiran di sepanjang aliran sungai yang diduga menjadi jalur hanyutnya korban.
Untuk memperlancar koordinasi dan penanggulangan bencana, pihak berwenang telah mendirikan posko di kantor Kecamatan Dagangan. Posko ini berfungsi sebagai pusat informasi dan koordinasi bagi tim pencari dan relawan yang terlibat dalam operasi pencarian korban. Harapan terbesar saat ini adalah Wahyudiono dapat ditemukan dalam keadaan selamat. Keluarga, warga sekitar, dan tim pencari terus berupaya maksimal untuk menemukan keberadaannya. Hingga saat ini, korban belum ditemukan dan proses pemantauan masih terus dilakukan oleh tim gabungan bersama BPBD.
Banjir Melanda Beberapa Wilayah
Bencana banjir bandang ini tidak hanya melanda Desa Dagangan, tetapi juga beberapa wilayah lain di Kabupaten Madiun, seperti Kecamatan Wungu, Mejayan, dan Pilangkenceng. Hujan deras yang dimulai sejak pukul 15.00 WIB telah menyebabkan debit air sungai meningkat drastis dan meluap ke permukiman warga. Kondisi banjir diperparah oleh hujan lebat yang terus mengguyur hingga pukul 22.00 WIB.
Dampak dan Imbauan
Bencana ini menjadi pengingat akan betapa cepatnya bencana alam dapat terjadi dan menimbulkan dampak yang sangat merusak. Kejadian ini menekankan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana alam. Warga diimbau untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman jika kondisi cuaca memburuk untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan sistem peringatan dini dan infrastruktur penanggulangan bencana guna meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan oleh bencana alam di masa mendatang.
- Langkah-langkah yang dilakukan: Pendirian posko, pencarian oleh tim gabungan (TNI, Polri, BPBD, relawan), penyisiran sungai.
- Wilayah terdampak: Desa Dagangan, Kecamatan Wungu, Mejayan, dan Pilangkenceng.
- Kondisi cuaca: Hujan deras sejak pukul 15.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB.