Serangan Udara AS di Yaman: Korban Tewas Meningkat Menjadi 53 Jiwa, Houthi Ancam Balas Dendam
Serangan Udara AS di Yaman Tewaskan 53 Orang, Termasuk Anak-Anak
Jumlah korban tewas akibat serangan udara Amerika Serikat (AS) di Yaman terus meningkat. Berdasarkan pernyataan terbaru dari kelompok Houthi, angka korban jiwa telah mencapai 53 orang, termasuk lima anak-anak dan dua perempuan. Angka ini merupakan pembaruan dari laporan sebelumnya, dan disampaikan oleh juru bicara Kementerian Kesehatan Houthi, Anis al-Asbahi, melalui akun media sosial X pada Senin, 17 Maret 2025. Selain korban tewas, serangan tersebut juga mengakibatkan 98 orang mengalami luka-luka. Serangan yang terjadi pada Minggu malam, 16 Maret 2025, di pelabuhan Hudaydah ini telah memicu kecaman internasional dan meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Kesaksian Warga:
Seorang warga sipil bernama Ahmed, yang tinggal di Sana'a dan memiliki dua anak, menggambarkan serangan tersebut sebagai peristiwa yang paling dahsyat yang pernah dialaminya selama sepuluh tahun konflik di Yaman. Dalam keterangannya kepada kantor berita AFP, ia menyatakan, "Saya telah tinggal di Sana'a selama 10 tahun, mendengar suara tembakan selama perang. Demi Tuhan, saya belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya." Pernyataan ini memperlihatkan dampak traumatis dari serangan tersebut terhadap penduduk sipil yang hidup di tengah konflik berkepanjangan.
Tanggapan Houthi dan AS:
Pihak Houthi secara resmi menyatakan bahwa serangan tersebut merupakan balasan atas dukungan Yaman terhadap rakyat Palestina. Mereka menegaskan bahwa serangan AS tidak akan menghalangi komitmen Yaman untuk membantu Palestina dan Gaza. Lebih lanjut, Houthi bersumpah untuk membalas serangan tersebut dan telah mengancam akan menargetkan kapal-kapal AS di Laut Merah jika serangan berlanjut. Pernyataan ini disampaikan oleh pemimpin Houthi, Abdul Malik al-Houthi, yang menunjukkan tekad kelompok tersebut untuk melakukan aksi balasan.
Pemerintah AS hingga saat ini belum memberikan pernyataan resmi terkait dengan insiden tersebut, dan belum ada konfirmasi mengenai rincian operasi militer yang dilakukan. Keheningan AS ini semakin meningkatkan spekulasi dan kekhawatiran akan potensi eskalasi konflik di Yaman.
Konteks Konflik Yaman:
Serangan ini terjadi dalam konteks konflik Yaman yang telah berlangsung selama bertahun-tahun, di mana kelompok Houthi yang didukung Iran berkonflik dengan pemerintah Yaman yang didukung koalisi pimpinan Saudi Arabia. Konflik tersebut telah mengakibatkan krisis kemanusiaan yang parah, dengan jutaan warga yang mengungsi dan menderita kelaparan. Intervensi AS dalam konflik ini telah memicu perdebatan dan kecaman luas di tingkat internasional, mengingat potensi dampaknya terhadap warga sipil dan stabilitas regional.
Kesimpulan:
Meningkatnya jumlah korban jiwa akibat serangan udara AS di Yaman menimbulkan keprihatinan serius atas dampak kemanusiaan dan potensi eskalasi konflik. Ancaman pembalasan dari Houthi dan ketiadaan pernyataan resmi dari AS menambah ketidakpastian situasi dan mendesak perlunya upaya diplomasi untuk meredakan ketegangan dan menyelesaikan konflik ini secara damai. Peristiwa ini menyoroti kompleksitas konflik Yaman dan perlunya solusi politik yang komprehensif untuk mengakhiri penderitaan rakyat Yaman.