Sri Mulyo: UMKM Kue Kering Banyuwangi Raih Berkah Lebaran, Cetak Omzet Signifikan
Sri Mulyo: UMKM Kue Kering Banyuwangi Raih Berkah Lebaran, Cetak Omzet Signifikan
Menjelang Hari Raya Idul Fitri 1446 H, geliat bisnis kuliner di Banyuwangi, Jawa Timur, semakin terasa. Salah satu yang merasakan dampak positif peningkatan permintaan adalah Sri Mulyo, usaha kue kering rumahan yang dikelola Pinisri (50) di Desa Sragi, Kecamatan Songgon. Usaha yang telah dirintis selama 20 tahun ini mengalami lonjakan pesanan yang signifikan menjelang Lebaran, menandakan daya saing dan popularitasnya di tengah masyarakat.
Selama beberapa pekan terakhir, Sri Mulyo kebanjiran pesanan kue kering. Pinisri mengungkapkan bahwa pesanan harian bisa mencapai angka yang cukup fantastis, yakni 10 hingga 20 kilogram per hari. Hal ini setara dengan 20 toples atau lebih untuk setiap jenis kue. Beragam kue kering ditawarkan, mulai dari kue tradisional Banyuwangi seperti bagiak, hingga kue-kue Lebaran populer seperti nastar, kastengel, pastel, putri salju, coco chip, keripik pare, dan kue kacang. Rentang harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, berkisar antara Rp 20.000 hingga Rp 40.000 per kemasan.
Dari berbagai varian kue yang ditawarkan, kue palm cheese menjadi primadona dan paling laris manis di pasaran. Pinisri menyebutkan bahwa permintaan kue palm cheese bahkan mencapai 40 kilogram per hari. Keberhasilan Sri Mulyo tak lepas dari komitmen Pinisri dalam menjaga kualitas produk. Ia menekankan penggunaan bahan-bahan alami tanpa pengawet kimia. Rahasia keawetan kue kering buatannya terletak pada teknik pengeringan dan pengemasan yang tepat, sehingga mampu bertahan hingga enam bulan.
Sukses yang diraih Sri Mulyo tak hanya sebatas peningkatan omzet. Nama Pinisri dan Sri Mulyo telah dikenal luas di Banyuwangi. Prestasi ini bahkan dibuktikan dengan diraihnya penghargaan Banyuwangi Awards 2019, sebagai apresiasi atas kontribusi bagi daerah di ujung timur Pulau Jawa. Hal ini juga menunjukkan dedikasi Pinisri dalam berkarya dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
Beradaptasi dengan perkembangan zaman, Sri Mulyo juga memanfaatkan teknologi digital untuk menjangkau pasar yang lebih luas. Selain penjualan langsung di toko, pesanan dapat dilakukan secara daring. Strategi ini terbukti efektif, karena Sri Mulyo kini menerima pesanan tidak hanya dari Banyuwangi, tetapi juga dari luar kota bahkan luar provinsi. Sistem pengiriman paket menjadi solusi bagi pelanggan di luar daerah Banyuwangi. Lebih lanjut, Sri Mulyo juga menerima pesanan parcel Lebaran dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 300.000 per parcel, menyesuaikan dengan budget pelanggan.
Kesuksesan Sri Mulyo menjadi bukti bahwa usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) memiliki potensi besar untuk berkembang pesat, terutama jika diiringi dengan kualitas produk yang terjaga, strategi pemasaran yang tepat, dan adaptasi terhadap perkembangan teknologi. Kisah Pinisri dan Sri Mulyo menjadi inspirasi bagi pelaku UMKM lainnya untuk terus berinovasi dan mengembangkan usaha mereka.