Krisis Kepercayaan Publik terhadap Boeing: Antara Keselamatan Penerbangan dan Masa Depan Industri

Krisis Kepercayaan Publik terhadap Boeing: Antara Keselamatan Penerbangan dan Masa Depan Industri

Industri penerbangan Amerika Serikat tengah menghadapi ujian berat menyusul serangkaian insiden dan kecelakaan yang melibatkan pesawat Boeing, khususnya model 737 MAX. Kepercayaan publik terhadap raksasa manufaktur pesawat ini telah terkikis secara signifikan, mengakibatkan dampak luas terhadap operasional dan citra Boeing. Menteri Perhubungan Sean Duffy secara tegas menyatakan bahwa hilangnya kepercayaan ini merupakan konsekuensi dari kelemahan dalam aspek keselamatan produksi Boeing. Pernyataan ini menyusul beberapa insiden, termasuk ledakan panel di udara pada pesawat Alaska Airlines 737 MAX 9 pada tahun lalu akibat hilangnya empat baut kunci, serta dua kecelakaan fatal yang terjadi pada tahun 2018 dan 2019. Insiden-insiden ini telah memicu penyelidikan mendalam dan menimbulkan pertanyaan serius mengenai standar keselamatan yang diterapkan oleh Boeing.

Duffy, yang telah bertemu langsung dengan CEO Boeing Kelly Ortberg dan Administrator FAA Chris Rocheleau, mengungkapkan bahwa pemerintah AS akan terus menekan Boeing untuk melakukan perubahan mendasar dalam praktik produksi dan pengujiannya. Ortberg sendiri dijadwalkan untuk memberikan kesaksian di hadapan Kongres pada bulan April mendatang untuk menjelaskan insiden-insiden tersebut dan langkah-langkah perbaikan yang telah dan akan diambil. Meskipun Boeing telah menyatakan komitmennya untuk meningkatkan kualitas produk dan aspek keselamatan, Duffy menekankan perlunya tindakan tegas dan perubahan sikap yang nyata dari perusahaan tersebut. Kunjungan Duffy ke pabrik Boeing, bertepatan dengan peringatan enam tahun jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 302 yang menewaskan 157 penumpang, menunjukkan keseriusan situasi dan tekad pemerintah AS untuk memastikan tragedi serupa tidak terulang kembali. Tragedi ini menjadi pemicu perubahan desain 737 MAX dan pelatihan pilot.

Situasi ini semakin diperparah dengan pembatasan produksi Boeing 737 MAX yang diberlakukan oleh Administrator FAA. Pembatasan produksi sebanyak 38 pesawat per bulan, yang diterapkan pada Januari 2024 oleh mantan Presiden Joe Biden, menunjukkan tingkat keprihatinan yang tinggi terhadap keselamatan penerbangan. Meskipun Presiden Donald Trump, saat menjabat, menyatakan keinginan untuk melonggarkan pembatasan jika diperlukan, kebijakan pemerintahan saat ini tetap mengutamakan keselamatan dan menghindari risiko yang tidak perlu. Boeing sendiri saat ini diakui belum mampu memenuhi target produksi 38 pesawat per bulan. Lebih lanjut, kasus hukum yang melibatkan Boeing, dimana perusahaan tersebut mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi penipuan kriminal dan membayar denda sebesar US$ 243,6 juta, semakin memperburuk reputasi perusahaan dan memicu pertanyaan tentang integritas operasionalnya.

Permasalahan yang dihadapi Boeing melampaui masalah teknis. Ini adalah krisis kepercayaan yang memerlukan solusi komprehensif. Boeing perlu membuktikan, bukan hanya melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan nyata, bahwa keselamatan penerbangan adalah prioritas utamanya. Kepercayaan publik yang hilang tidak dapat dipulihkan dalam semalam. Butuh komitmen jangka panjang, transparansi penuh, dan perubahan mendasar dalam budaya perusahaan untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan masa depan yang berkelanjutan bagi industri penerbangan Amerika Serikat.

Berikut ini beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Serangkaian insiden dan kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX.
  • Hilangnya kepercayaan publik terhadap Boeing.
  • Pembatasan produksi Boeing 737 MAX oleh pemerintah AS.
  • Kesaksian CEO Boeing di hadapan Kongres.
  • Denda yang dibayarkan Boeing atas tuduhan konspirasi penipuan kriminal.
  • Perlunya perubahan mendasar dalam budaya keselamatan di Boeing.
  • Upaya pemerintah AS untuk memastikan keselamatan penerbangan.