Banjir Kilat Pejaten Timur: Warga Kehilangan Harta Benda, Hanya Selamatkan Diri
Banjir Kilat Pejaten Timur: Kisah Hermin dan Kepanikan Warga
Bencana banjir kembali menerjang wilayah Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, pada Senin, 3 Maret 2025. Kejadian ini mengakibatkan kerugian material bagi warga, salah satunya dialami oleh Hermin (68), seorang warga RW 07 yang tinggal di kawasan rawan banjir tersebut. Dengan air Kali Ciliwung yang meluap secara tiba-tiba, Hermin hanya mampu menyelamatkan diri dengan pakaian yang melekat di tubuhnya, meninggalkan harta benda yang terendam banjir. Air yang naik dengan cepat membuat warga tidak memiliki waktu yang cukup untuk menyelamatkan barang-barang berharga.
"Baju saya sudah saya masukkan ke dalam plastik, tapi yang bisa saya bawa hanya ini, baju yang saya pakai. Yang penting saya bisa menyelamatkan KTP dan kartu ATM," ujar Hermin saat ditemui di lokasi kejadian pada Selasa, 4 Maret 2025. Kisah Hermin menggambarkan kepanikan dan situasi darurat yang dihadapi warga Pejaten Timur saat banjir menerjang permukiman mereka. Bahkan, Hermin mengaku harus membeli celana dalam baru karena terburu-buru menyelamatkan diri. Kejadian ini menyoroti betapa cepatnya air naik dan betapa minimnya waktu yang dimiliki warga untuk menyelamatkan diri dan harta bendanya.
Banjir yang terjadi pada Senin pagi sempat surut di sore hari, memberikan harapan palsu bagi warga. Namun, naiknya debit air Kali Ciliwung pada subuh hari Selasa kembali mengejutkan warga. "Pas subuh, tahu-tahu airnya sudah di depan rumah. Saya pikir, ah, sudah sering banjir. Eh, ternyata besar sekali," kenang Hermin dengan nada kecewa. Pengalaman ini menunjukkan betapa sulitnya memprediksi dan mengantisipasi banjir kilat yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat.
Dampak Luas dan Tanggapan Pemerintah:
Bencana banjir di Pejaten Timur merupakan bagian dari banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta pada Senin, 3 Maret 2025. Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor pada Minggu malam, 2 Maret 2025, menyebabkan kenaikan air di Bendung Katulampa. Kenaikan debit air ini mengakibatkan luapan Kali Ciliwung dan merendam permukiman warga di beberapa titik. Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, hingga Selasa pukul 07.00 WIB, tercatat sebanyak 59 RT di Jakarta terdampak banjir. Kejadian ini menuntut respons cepat dan penanganan yang efektif dari pemerintah daerah untuk membantu warga terdampak dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Upaya mitigasi bencana dan peningkatan sistem peringatan dini menjadi hal penting yang perlu diperhatikan untuk mengurangi risiko kerugian dan dampak negatif dari banjir.
Daftar kerugian yang dialami warga Pejaten Timur akibat banjir masih dalam proses pendataan.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk menghadapi kejadian serupa di masa mendatang:
- Peningkatan sistem peringatan dini kepada warga
- Pembangunan infrastruktur penanggulangan banjir yang lebih efektif
- Sosialisasi dan pelatihan kesiapsiagaan bencana kepada masyarakat
- Pemantauan debit air secara berkala dan respon cepat dari pemerintah daerah