Agrowisata Petik Melon Hidroponik Ramaikan Ramadhan di Pangandaran

Agrowisata Petik Melon Hidroponik Ramaikan Ramadhan di Pangandaran

Di tengah kesibukan menunggu waktu berbuka puasa di bulan Ramadhan, sebuah kebun melon hidroponik di Dusun Sukanegara, Kecamatan Padaherang, Kabupaten Pangandaran, menawarkan pengalaman unik dan menarik. Kebun seluas 130 meter persegi milik Tuslam ini bukan sekadar lahan pertanian biasa, melainkan destinasi agrowisata edukatif yang ramai dikunjungi warga sekitar, bahkan hingga dari luar daerah.

Sistem hidroponik Nutrient Film Technique (NFT) yang diterapkan Tuslam pada 150 tanaman melon Inthanon menghasilkan buah-buah berkualitas tinggi. Keunikan kebun ini terletak pada konsep petik sendiri. Tuslam sengaja membiarkan sejumlah melon matang di pohonnya, memberikan kesempatan pengunjung untuk merasakan sensasi memetik langsung buah segar dari tanamannya. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama selama bulan Ramadhan ketika permintaan melon sebagai hidangan berbuka puasa meningkat.

Pengunjung Berdatangan dari Berbagai Daerah

DetikJabar mengunjungi kebun tersebut pada Jumat, 15 Maret 2025. Antusiasme pengunjung terlihat jelas. Ika Umika, seorang pengunjung dari Kalipucang, mengaku tertarik mengunjungi kebun setelah melihat informasi melalui media sosial. Ia mengungkapkan bahwa melon merupakan buah favoritnya, dan memetik sendiri melon segar menjadi pengalaman yang menyenangkan, terutama untuk mempersiapkan hidangan berbuka puasa. Senada dengan Ika, Rifda, pengunjung lain yang mengetahui kebun ini dari status WhatsApp temannya, juga mengungkapkan ketertarikannya dengan konsep unik ini dan kemudahan akses lokasi.

Dari Hobi Menjadi Usaha yang Menguntungkan

Berawal dari hobi bertani dan latar belakang pendidikan di bidang pertanian, Tuslam berhasil mengembangkan kebun melonnya menjadi usaha yang cukup menjanjikan. Ia menerapkan ilmu pertanian yang dimilikinya untuk menghasilkan melon Inthanon, varietas yang dikenal langka di pasaran dengan rasa manis, aroma harum, dan tekstur renyah. Dalam waktu satu tahun, kebun ini telah dua kali panen, dengan waktu tanam hingga panen sekitar dua bulan. Teknik perawatan yang diterapkan, termasuk hanya mempertahankan satu buah melon per pohon, memastikan kualitas buah terjaga.

Pendapatan Menjanjikan dan Edukasi Pertanian

Hasil panen melon hidroponik ini memberikan pendapatan yang cukup signifikan bagi Tuslam. Ia mencatat pendapatan rata-rata lebih dari Rp 1 juta per hari selama masa panen. Melon dijual langsung di kebun dengan harga Rp 35.000 per buah (1 kg), dan kebun mampu menjual sekitar 30 kg melon per hari. Konsep agrowisata edukasi yang diusung Tuslam juga memberikan nilai tambah, di mana pengunjung tidak hanya membeli buah, tetapi juga belajar tentang budidaya melon hidroponik. Tuslam berharap kebunnya dapat menjadi contoh pengembangan pertanian modern dan inspirasi bagi masyarakat sekitar.

Kesimpulan

Kebun melon hidroponik Tuslam di Pangandaran menjadi contoh sukses penerapan teknologi pertanian modern yang sekaligus mampu meningkatkan perekonomian dan memberikan pengalaman edukatif bagi masyarakat. Konsep agrowisata petik sendiri yang diusungnya menjadi daya tarik tersendiri, khususnya selama bulan Ramadhan, menunjukkan potensi besar pengembangan wisata berbasis pertanian di daerah tersebut. Model bisnis ini menjadi inspirasi bagi para petani lainnya untuk mengembangkan usaha pertanian yang inovatif dan bernilai tambah.