Gedung Putih Yakin Transaksi TikTok Rampung Sebelum Batas Waktu Akhir Maret
Gedung Putih Yakin Transaksi TikTok Rampung Sebelum Batas Waktu Akhir Maret
Pemerintah Amerika Serikat menyatakan optimisme tinggi terkait penyelesaian penjualan saham TikTok sebelum tenggat waktu 5 April 2024. Dua pejabat Gedung Putih, mengutip pernyataan Wakil Presiden JD Vance, menyampaikan keyakinan bahwa kesepakatan akan tercapai tepat waktu. Pernyataan ini muncul di tengah ketidakpastian nasib aplikasi berbagi video tersebut di Amerika Serikat, sejak berlakunya Undang-Undang yang mengharuskan ByteDance, perusahaan induk TikTok asal Tiongkok, untuk melepaskan kepemilikannya pada 19 Januari 2024. Kegagalan dalam penjualan berpotensi mengakibatkan pelarangan TikTok di AS atas alasan keamanan nasional.
Langkah Presiden Donald Trump, yang kembali menjabat sejak 20 Januari 2024, untuk menunda penerapan aturan tersebut selama 75 hari melalui perintah eksekutif, menjadi langkah krusial dalam proses ini. Penunjukan Wakil Presiden Vance dan Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz untuk mengawasi proses penjualan semakin memperkuat komitmen pemerintah dalam menyelesaikan isu ini. Proses negosiasi penjualan telah memasuki tahap yang lebih intensif. Pemerintah AS dikabarkan telah melakukan pembicaraan dengan empat kelompok investor potensial yang berminat mengakuisisi TikTok. Hal ini mencerminkan upaya serius dari pemerintah untuk memastikan masa depan TikTok di AS.
Wakil Presiden Vance menekankan komitmen pemerintah untuk menjaga operasional TikTok di Amerika Serikat tanpa mengorbankan keamanan nasional. Dalam wawancara dengan NBC News di pesawat Air Force Two pada Jumat (14/3/2025), Vance menyatakan, "Hampir pasti akan ada kesepakatan yang menjawab kekhawatiran soal keamanan nasional dan memungkinkan keberadaan TikTok sebagai perusahaan Amerika." Pernyataan ini memberikan sinyal positif terkait kemungkinan tercapainya kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Meskipun demikian, seorang pejabat Gedung Putih mengakui bahwa setelah tenggat waktu 5 April, beberapa detail masih perlu diselesaikan sebelum kesepakatan finalisasi. Baik TikTok maupun ByteDance belum memberikan pernyataan resmi terkait perkembangan negosiasi penjualan ini. Ketidakpastian ini tentunya masih memicu spekulasi di kalangan publik dan para pengamat kebijakan.
Kejelasan lebih lanjut mengenai status penjualan TikTok diharapkan akan muncul dalam waktu dekat. Perkembangan ini akan menjadi penentu bagi jutaan pengguna TikTok di Amerika Serikat, serta bagi industri teknologi secara global. Keberhasilan negosiasi ini akan menjadi tolok ukur penting dalam regulasi teknologi asing di Amerika Serikat, terutama dalam kaitannya dengan isu keamanan nasional. Ke depan, pengawasan ketat terhadap akuisisi dan pengelolaan data pengguna TikTok oleh investor baru akan menjadi hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah potensi pelanggaran keamanan data dan privasi.
Kesimpulan: Meskipun Gedung Putih optimis, proses negosiasi penjualan TikTok masih berjalan dinamis dan penuh tantangan. Keberhasilan mencapai kesepakatan sebelum batas waktu akan sangat menentukan masa depan TikTok di Amerika Serikat, serta implikasinya terhadap kebijakan regulasi teknologi global.