Bentrokan Demonstrasi di Majene: Saling Laporan HMI dan Mahasiswa Stikes Bina Bangsa

Bentrokan Demonstrasi di Majene: Saling Laporan HMI dan Mahasiswa Stikes Bina Bangsa

Ketegangan antara mahasiswa Stikes Bina Bangsa dan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) berujung pada pelaporan silang ke pihak kepolisian. Insiden yang bermula dari demonstrasi HMI di depan kampus Stikes Bina Bangsa pada Rabu, 12 Maret 2025, berkembang menjadi aksi saling lapor menyusul insiden pengrusakan bendera dan dugaan pengeroyokan.

Berdasarkan keterangan resmi dari Kapolres Majene, AKBP Muh Amiruddin, baik mahasiswa Stikes Bina Bangsa maupun HMI telah secara resmi melayangkan laporan pada Kamis, 13 Maret 2025. Laporan dari pihak HMI fokus pada dugaan pengrusakan bendera organisasi mereka yang terjadi saat demonstrasi awal. Sementara itu, laporan dari mahasiswa Stikes Bina Bangsa mengadukan dugaan pengeroyokan yang dialami oleh salah satu mahasiswa mereka, yang diidentifikasi berinisial DD (22), oleh massa HMI.

Iptu Suyuti, Kasi Humas Polres Majene, memberikan rincian lebih lanjut mengenai kronologi peristiwa. Ia menjelaskan bahwa demonstrasi HMI yang awalnya berlangsung di depan kampus Stikes di Kecamatan Banggae Timur, Majene, berubah menjadi ricuh setelah terjadi insiden penarikan dan perusakan bendera HMI oleh seorang mahasiswi Stikes. Peristiwa ini kemudian memicu aksi demonstrasi susulan dari HMI pada hari Kamis. Dalam aksi susulan ini, terjadilah dugaan pengeroyokan terhadap mahasiswa Stikes yang berusaha mencegah massa HMI memasuki kampus. "Saat korban berada di dalam kampus dan menghalangi anak HMI untuk masuk, terjadilah aksi dorongan, pemukulan, dan penendangan," jelas Iptu Suyuti, mengutip keterangan saksi.

Mahasiswa Stikes yang menjadi korban dugaan pengeroyokan telah menjalani visum untuk melengkapi laporan kepolisian. Pihak kepolisian saat ini tengah melakukan penyelidikan mendalam terhadap kedua laporan tersebut untuk mengungkap fakta sebenarnya dan menentukan langkah hukum selanjutnya. Proses penyelidikan melibatkan pengumpulan keterangan saksi, analisis bukti-bukti, dan kemungkinan rekonstruksi kejadian. Kepolisian berkomitmen untuk menyelesaikan kasus ini secara profesional dan adil bagi kedua belah pihak.

Meskipun pihak kepolisian masih dalam tahap penyelidikan, peristiwa ini menyoroti pentingnya penyelesaian konflik secara damai dan tertib. Proses dialog dan mediasi antara kedua belah pihak seharusnya diprioritaskan sebelum tindakan yang berpotensi merugikan kedua belah pihak terjadi. Kejadian ini juga menggarisbawahi perlunya pengaturan dan pengawasan yang lebih ketat terhadap kegiatan demonstrasi agar terhindar dari potensi kekerasan dan perusakan. Polisi berharap ke depannya, semua pihak dapat mengedepankan jalur dialog dan komunikasi dalam menyelesaikan permasalahan untuk mencegah insiden serupa terjadi kembali.

-Kronologi kejadian berawal dari demonstrasi HMI di depan Stikes Bina Bangsa. -Bendera HMI dirusak, memicu demonstrasi susulan. -Mahasiswa Stikes melaporkan dugaan pengeroyokan oleh massa HMI. -HMI melaporkan pengrusakan bendera mereka. -Polisi masih dalam tahap penyelidikan dan mengumpulkan bukti.

Proses hukum yang tengah berjalan ini menjadi momentum untuk menelaah mekanisme penyelesaian konflik di kalangan mahasiswa, serta memastikan keamanan dan ketertiban kampus agar proses belajar mengajar tetap berjalan lancar tanpa gangguan.