Strategi Optimal: Menentukan Waktu dan Jenis Olahraga Ideal Selama Puasa Ramadan

Strategi Optimal: Menentukan Waktu dan Jenis Olahraga Ideal Selama Puasa Ramadan

Ramadan, bulan penuh berkah, juga menjadi periode di mana menjaga kesehatan fisik dan mental menjadi tantangan tersendiri. Meskipun asupan energi berkurang, aktivitas fisik tetap penting untuk menjaga kebugaran. Namun, berolahraga saat berpuasa memerlukan perencanaan yang matang untuk menghindari dehidrasi dan kelelahan berlebihan. Pemilihan waktu dan jenis olahraga yang tepat menjadi kunci keberhasilan dalam menjaga keseimbangan antara ibadah dan kesehatan.

Waktu Olahraga yang Dianjurkan

Pertanyaan mengenai waktu terbaik untuk berolahraga selama puasa kerap muncul. Menurut dr. Yohanes Toban Layuk Allo, SpOT(K), waktu ideal berolahraga adalah sekitar satu jam sebelum berbuka. Hal ini didasarkan pada kondisi tubuh yang mengalami kekurangan cairan dan elektrolit selama berpuasa. Dengan berolahraga menjelang berbuka, kita dapat segera mengganti cairan dan elektrolit yang hilang setelah berolahraga.

"Puasa menyebabkan kekurangan cairan dan elektrolit, serta gula darah. Oleh karena itu, waktu olahraga yang paling tepat adalah menjelang berbuka, ketika kita dapat segera mengonsumsi cairan dan makanan. Sekitar satu jam sebelum berbuka adalah waktu yang ideal," jelas dr. Toban.

Namun, bagi individu yang memiliki intoleransi terhadap penurunan gula darah, berolahraga setelah berbuka puasa bisa menjadi alternatif yang lebih aman. "Untuk mereka yang rentan hipoglikemia, disarankan berolahraga setelah berbuka dan mengonsumsi makanan yang mengandung gula untuk menambah energi," tambahnya. Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kondisi tubuh yang berbeda, sehingga penting untuk mengenali batasan diri sendiri.

Senada dengan itu, Tony Arjuna, Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM, menyarankan berolahraga 30-60 menit sebelum berbuka atau setelah salat Tarawih. Ia secara tegas tidak menganjurkan olahraga pagi hari selama puasa karena dapat mempercepat penurunan kadar gula darah, menyebabkan kelemahan dan meningkatkan risiko hipoglikemia, terutama pada penderita diabetes.

Jenis dan Intensitas Olahraga yang Direkomendasikan

Kartika Prahasanti, Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surabaya, menyarankan beberapa jenis olahraga ringan yang aman dilakukan selama puasa. Jenis dan durasi olahraga harus disesuaikan dengan kondisi fisik masing-masing individu. Olahraga kardiovaskular seperti jogging, jalan cepat, dan bersepeda dianjurkan untuk menjaga kesehatan jantung. Latihan kekuatan seperti push up, sit up, squat, dan plank juga baik, asalkan disesuaikan dengan kemampuan. Latihan fleksibilitas seperti yoga dan pilates juga bermanfaat untuk mencegah cedera.

Frekuensi olahraga yang direkomendasikan adalah 3-5 kali seminggu, dengan durasi 30-50 menit per sesi, sesuai rekomendasi WHO (total 150 menit per minggu). Penting untuk diingat bahwa olahraga saat puasa memiliki manfaat tambahan, yaitu merangsang proses autofagi dan autolisis, yaitu mekanisme alami tubuh dalam memperbaiki sel-sel yang rusak.

Tips Tambahan untuk Olahraga Selama Puasa

Meskipun olahraga selama puasa memberikan manfaat, beberapa hal perlu diperhatikan. Pastikan asupan nutrisi seimbang dengan cukup karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, dan cairan. Istirahat yang cukup, sekitar 7-9 jam tidur per hari, juga sangat penting untuk menjaga daya tahan tubuh. Dengan perencanaan yang matang dan memperhatikan kondisi tubuh, olahraga selama Ramadan dapat tetap memberikan manfaat tanpa mengganggu kesehatan.