Dehidrasi Kronis: Faktor Risiko, Bukan Penyebab Langsung, Gagal Ginjal

Dehidrasi Kronis: Faktor Risiko, Bukan Penyebab Langsung, Gagal Ginjal

Gagal ginjal, suatu kondisi di mana ginjal kehilangan kemampuannya untuk menyaring racun dan mengatur keseimbangan cairan tubuh, semakin banyak diderita oleh kalangan usia muda. Meskipun penyakit ini sering dikaitkan dengan usia lanjut, perubahan gaya hidup modern telah memicu peningkatan kasus pada populasi yang lebih muda. Salah satu faktor yang sering dikaitkan dengan peningkatan risiko gagal ginjal adalah kebiasaan kurang minum air putih. Namun, seberapa besar pengaruhnya? Apakah kekurangan cairan secara langsung menyebabkan gagal ginjal?

Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr. Pringgodigdo Nugroho, memberikan klarifikasi penting. Beliau menjelaskan bahwa kurang minum air putih dalam jangka panjang memang berdampak negatif pada kesehatan ginjal, namun bukan merupakan penyebab langsung gagal ginjal. "Kurang minum air putih tidak secara langsung menyebabkan gagal ginjal," tegas dr. Nugroho dalam wawancara di Jakarta pada Rabu, 12 Maret 2025. "Dampaknya bersifat bertahap dan melalui mekanisme yang lebih kompleks."

Dr. Nugroho menjelaskan bahwa dehidrasi kronis, akibat jarang minum air putih, mengganggu fungsi ginjal secara perlahan. Kekurangan cairan menyebabkan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan lain yang pada akhirnya dapat memperburuk fungsi ginjal. Ia mencontohkan beberapa kondisi ini:

  • Infeksi saluran kemih yang berulang: Kekurangan cairan membuat saluran kemih lebih rentan terhadap infeksi. Infeksi yang berulang dapat menyebabkan peradangan kronis, yang selanjutnya dapat merusak ginjal.
  • Pembentukan batu ginjal: Dehidrasi meningkatkan konsentrasi zat-zat pembentuk batu di dalam urin. Konsentrasi yang tinggi ini meningkatkan risiko pembentukan batu ginjal, yang dapat menyumbat saluran kemih dan menyebabkan kerusakan ginjal.
  • Penurunan efisiensi filtrasi: Ginjal membutuhkan volume cairan yang cukup untuk menjalankan fungsi filtrasi dengan efisien. Dehidrasi kronis dapat mengurangi efisiensi filtrasi, sehingga racun dan limbah tidak tersaring secara optimal.

"Gejala-gejala akibat dehidrasi kronis biasanya muncul secara bertahap dan melalui penyakit-penyakit lain yang dipicunya," tambah dr. Nugroho. Kondisi ini menekankan pentingnya menjaga asupan cairan yang cukup setiap hari. Minum air putih secara teratur membantu ginjal berfungsi optimal dan mengurangi risiko berbagai masalah kesehatan, termasuk potensi komplikasi yang dapat berujung pada gagal ginjal.

Kesimpulannya, meskipun tidak secara langsung menyebabkan gagal ginjal, dehidrasi kronis merupakan faktor risiko yang signifikan. Menjaga hidrasi yang cukup melalui konsumsi air putih yang memadai merupakan langkah preventif penting untuk menjaga kesehatan ginjal dan mencegah berbagai masalah kesehatan terkait.