Diabetes Tipe 2 dan Ancaman Penyakit Ginjal Kronis: Deteksi Dini dan Intervensi Tepat Waktu

Diabetes Tipe 2 dan Ancaman Penyakit Ginjal Kronis: Deteksi Dini dan Intervensi Tepat Waktu

Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan komplikasi serius yang seringkali menyertai diabetes melitus tipe 2. Tingginya kadar gula darah dalam jangka panjang secara signifikan meningkatkan risiko kerusakan ginjal, yang dapat berujung pada gagal ginjal. Data tahun 2021 menunjukkan angka yang mengkhawatirkan: 190 juta orang dewasa penderita PGK juga mengidap diabetes melitus. Lebih memprihatinkan lagi, hampir setengah dari pasien diabetes tidak menyadari kondisi PGK yang mereka alami. Hal ini menyoroti pentingnya deteksi dini dan edukasi kesehatan yang komprehensif.

Gejala PGK seringkali tidak spesifik dan bahkan tidak muncul hingga stadium lanjut. Beberapa tanda yang mungkin muncul antara lain produksi urine yang menurun drastis (kurang dari 400 ml per hari, dibandingkan normal sekitar 1500 ml), pembengkakan pada kulit, adanya darah dalam urine, serta gangguan elektrolit. Namun, kebanyakan penderita PGK sama sekali tidak merasakan gejala, sehingga penyakit baru terdeteksi ketika sudah memasuki stadium akhir, yaitu gagal ginjal. Gagal ginjal membutuhkan perawatan intensif seperti dialisis atau cuci darah karena ginjal sudah tidak mampu lagi menjalankan fungsinya dalam menyaring darah dan sisa metabolisme tubuh. Oleh karena itu, penting bagi penderita diabetes tipe 2 untuk waspada dan melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin.

Lima Stadium Gangguan Ginjal: PGK dibagi menjadi lima stadium, dengan stadium kelima menandakan gagal ginjal. Deteksi dini sangat krusial untuk mencegah perkembangan penyakit ke stadium yang lebih parah. Untungnya, sekitar 80% kasus PGK dapat dicegah atau diperlambat melalui intervensi yang tepat dan terencana.

Deteksi Dini dan Pengendalian Risiko: Deteksi dini PGK dapat dilakukan dengan pemeriksaan sederhana, yaitu tes urine untuk mendeteksi kebocoran protein (albumin-kreatinin urine) dan tes darah untuk mengukur kadar ureum dan kreatinin. Selain deteksi dini, pengendalian faktor risiko juga sangat penting. Hal ini meliputi:

  • Pengendalian tekanan darah: Tekanan darah tinggi mempercepat kerusakan ginjal.
  • Pengaturan asupan makanan: Pola makan sehat dan seimbang sangat penting untuk menjaga kesehatan ginjal.
  • Pengendalian kadar gula darah: Menjaga kadar gula darah tetap terkontrol adalah kunci utama dalam mencegah komplikasi ginjal pada penderita diabetes.

Peran Inovasi Medis: Selain perubahan gaya hidup, perkembangan medis juga berperan penting dalam pengelolaan PGK. Tersedianya obat-obatan inovatif, seperti Finerenone, memberikan harapan baru dalam memperlambat perkembangan penyakit. Finerenone bekerja dengan cara menghambat reseptor mineralokortiokid yang berperan dalam proses peradangan dan kerusakan ginjal. Obat ini telah direkomendasikan dalam pedoman klinis internasional dan telah disetujui oleh Badan POM Indonesia, namun belum ditanggung oleh BPJS Kesehatan. Pengenalan obat ini di Indonesia diharapkan dapat meningkatkan akses terhadap terapi yang lebih efektif bagi penderita PGK.

Edukasi dan Kesadaran Masyarakat: Peringatan Hari Ginjal Sedunia setiap tahunnya menjadi momentum yang tepat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan ginjal dan melakukan deteksi dini PGK, khususnya bagi penderita diabetes melitus tipe 2. Upaya edukasi yang berkelanjutan dan kolaborasi antara tenaga medis, pemerintah, dan industri farmasi sangat penting untuk memastikan lebih banyak individu dapat memperoleh informasi dan akses terhadap perawatan yang tepat untuk mencegah dan mengelola PGK.