Zaskia Adya Mecca: Menerjemahkan Buku Anak sebagai Bentuk Aktivisme Kemanusiaan

Zaskia Adya Mecca: Menerjemahkan Buku Anak sebagai Bentuk Aktivisme Kemanusiaan

Aktris Zaskia Adya Mecca kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap isu kemanusiaan melalui peran barunya sebagai penerjemah buku cerita anak. Setelah sebelumnya sukses menerjemahkan The Story of the Stolen Homes, kini ia terlibat dalam menerjemahkan Doppaland: Petualangan ke Negeri Uighur yang Menakjubkan, sebuah buku karya Guzelya Marisova yang diterbitkan oleh Noura Publishing (Mizan Group). Keputusan Zaskia untuk terlibat dalam proyek penerjemahan ini bukan semata-mata karena profesionalisme, melainkan didorong oleh komitmennya terhadap isu Palestina dan pemahaman yang lebih luas mengenai budaya Uighur.

Dalam wawancara di Gramedia Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (14/3/2025), Zaskia menjelaskan alasan di balik keputusannya. Ia mengungkapkan bahwa penerjemahan buku anak ini merupakan bentuk responsnya terhadap situasi di Palestina. "Israel melakukan hal-hal yang luar biasa dan di luar nalar karena hal tersebut ditanamkan sejak kecil. Ini caraku membalas mereka, dengan membuat buku yang dibaca anak-anak," ujarnya. Zaskia menekankan pentingnya memberikan pemahaman kepada anak-anak tentang Palestina sebagai tanah yang direbut, sebuah perspektif yang seringkali terabaikan dalam narasi global.

Lebih lanjut, Zaskia menjelaskan keterlibatannya dalam menerjemahkan Doppaland sebagai upaya untuk memperkenalkan budaya Uighur kepada khalayak yang lebih luas. Ia mengaku tergerak oleh latar belakang penulis, Guzelya Marisova, seorang keturunan Uighur-Prancis yang besar di Kazakhstan. "Latar belakang Guzelya ini menarik. Keturunan muslim Uighur sampai muncullah seorang Guzel. Jadi teredukasi, cuma cerita-cerita di media yang aku tahu. Buat aku perlu loh saling mengabarkan tentang muslim Uighur biar orang paham, gimana budaya di sana," tuturnya. Zaskia menekankan pentingnya saling berbagi informasi dan meningkatkan kesadaran tentang budaya Uighur, sebuah komunitas yang seringkali kurang mendapat perhatian.

Doppaland sendiri merupakan kisah petualangan Eldar dan Elnur yang menemukan sepasang doppa, topi khas Uighur, yang membawa mereka ke dunia magis Doppaland. Buku ini menawarkan eksplorasi budaya Uighur melalui cerita yang menarik dan mudah dipahami oleh anak-anak, memperkenalkan keindahan alam, sejarah, dan tradisi Uighur. Melalui terjemahannya, Zaskia berharap dapat memperluas jangkauan pesan dan nilai-nilai yang terkandung dalam buku tersebut kepada pembaca muda Indonesia.

Zaskia menegaskan bahwa ia tidak mengambil keuntungan finansial dari proyek penerjemahan ini. Keputusannya murni didorong oleh rasa kemanusiaan dan komitmennya terhadap isu-isu sosial. Hal ini semakin memperkuat citra Zaskia sebagai sosok publik figur yang peduli dan aktif dalam memperjuangkan keadilan dan pemahaman antar budaya.

Dengan terlibat dalam penerjemahan buku cerita anak ini, Zaskia Adya Mecca tidak hanya menunjukkan kemampuannya dalam menerjemahkan, tetapi juga membuktikan konsistensinya dalam menggunakan platform dan pengaruhnya untuk tujuan kemanusiaan yang lebih besar. Ia berharap upaya ini dapat menginspirasi orang lain untuk terlibat dalam aksi serupa dan berkontribusi dalam menyebarkan nilai-nilai positif dan pemahaman antar budaya.