Investasi Rp 19 Triliun untuk Pabrik Metanol Nasional di Bojonegoro, Target Rampung 2027

Pabrik Metanol Bojonegoro: Proyek Strategis Nasional untuk Kemandirian Biodiesel

Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah mendorong percepatan pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro, Jawa Timur. Proyek senilai 1,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp 19 triliun (berdasarkan kurs Rp 15.900 per dolar AS) ini ditargetkan rampung pada akhir tahun 2027. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menekankan pentingnya penyelesaian proyek ini untuk mendukung program mandatori biodiesel nasional dan mengurangi ketergantungan impor metanol.

Pembangunan pabrik ini merupakan langkah signifikan dalam upaya pemerintah untuk meningkatkan produksi metanol domestik. Saat ini, Indonesia masih bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan metanol, yang mencapai sekitar 2 juta ton per tahun dari total kebutuhan 2,3 juta ton. Produksi dalam negeri baru menyentuh angka 300.000 ton. Dengan beroperasinya pabrik metanol di Bojonegoro, diharapkan Indonesia dapat mengurangi, bahkan menghilangkan, ketergantungan impor bahan baku penting ini. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk meningkatkan kemandirian energi nasional dan mengurangi defisit neraca perdagangan.

Proyek bernilai fantastis ini sepenuhnya dibiayai oleh investor dalam negeri, tanpa melibatkan investasi asing. Menteri ESDM, Arifin Tasrif, sebelumnya telah mengkonfirmasi hal tersebut, meskipun detail mengenai identitas investor masih dirahasiakan. Namun, komitmen investasi swasta dalam negeri ini menunjukkan kepercayaan terhadap potensi sektor energi Indonesia dan prospek pengembangan industri biodiesel di masa depan.

Program mandatori biodiesel sendiri terus mengalami peningkatan. Saat ini, Indonesia telah mencapai B40, yang berarti pencampuran 40 persen minyak kelapa sawit (CPO) dengan 60 persen solar. Pemerintah menargetkan implementasi B50 pada tahun 2026. Peningkatan persentase pencampuran CPO ini memerlukan peningkatan kapasitas produksi metanol sebagai bahan baku pembuatan biodiesel, sehingga pembangunan pabrik metanol di Bojonegoro menjadi sangat krusial.

Keberhasilan proyek ini akan memberikan dampak positif yang luas, mulai dari peningkatan produksi biodiesel, pengurangan impor, hingga penciptaan lapangan kerja di daerah. Pemerintah berkomitmen untuk memastikan kelancaran proyek ini dan terus memantau progres pembangunannya hingga selesai. Proyek ini juga diharapkan dapat menjadi contoh nyata kolaborasi yang erat antara pemerintah dan swasta dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional.

Keunggulan Proyek:

  • Investasi besar dari swasta nasional.
  • Mengurangi ketergantungan impor metanol.
  • Mendukung program mandatori biodiesel B50.
  • Menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
  • Meningkatkan ketahanan energi nasional.