E-commerce Tekan Penjualan Garmen Tanah Abang: Pedagang Keluhkan Persaingan Harga dan Kualitas

E-commerce Tekan Penjualan Garmen Tanah Abang: Pedagang Keluhkan Persaingan Harga dan Kualitas

Pusat perdagangan grosir garmen Tanah Abang, Jakarta, tengah menghadapi tantangan berat akibat persaingan ketat dengan platform e-commerce. Para pedagang mengeluhkan penurunan pendapatan signifikan yang diakibatkan oleh perbandingan harga dan kualitas barang yang dilakukan konsumen. Mereka merasa kesulitan bersaing dengan harga yang ditawarkan oleh penjual online, meski menekankan perbedaan kualitas bahan dan ukuran produk yang dijual.

Atun (48), salah satu pedagang di Tanah Abang, mengungkapkan penurunan pendapatan hingga 75 persen dalam sebulan. “Dulu, pendapatan saya bisa mencapai belasan juta rupiah per bulan. Sekarang, berkurang drastis,” ujarnya saat ditemui di lokasi, Jumat (14 Maret 2025). Ia menjelaskan, konsumen sering membandingkan harga barang dagangannya dengan harga di e-commerce, menganggap harga di Tanah Abang lebih mahal. Atun berupaya menjelaskan perbedaan kualitas dan ukuran sebagai pembeda utama, namun hal tersebut belum cukup efektif mengatasi penurunan penjualan.

Senada dengan Atun, Mulia (50), pedagang lainnya, juga merasakan dampak negatif dari kehadiran e-commerce. Ia menyatakan, persaingan menjadi semakin sulit, terutama karena konsumen sering membandingkan kualitas bahan baku antara produk di Tanah Abang dengan produk yang dijual secara online. “Pembeli seringkali kecewa dengan kualitas barang yang dibeli online, karena berbeda dengan foto yang ditampilkan. Namun, mereka tetap membandingkan harga,” ungkap Mulia. Meskipun ia meyakinkan pembeli bahwa kualitas bahan baku di Tanah Abang lebih unggul, hal tersebut belum cukup untuk menahan laju penurunan penjualan.

Permasalahan yang dihadapi pedagang Tanah Abang ini mencerminkan tantangan yang dihadapi sektor ritel tradisional di era digital. Perbedaan harga yang signifikan dan persepsi kualitas yang beragam menjadi faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen. Para pedagang harus berupaya menemukan strategi baru untuk bertahan dan bersaing, mungkin melalui inovasi produk, peningkatan layanan pelanggan, atau strategi pemasaran yang lebih efektif untuk menarik konsumen di tengah dominasi platform e-commerce.

Beberapa strategi yang dapat dipertimbangkan antara lain:

  • Peningkatan kualitas pelayanan: Memberikan layanan yang ramah, membantu, dan profesional dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.
  • Pengembangan produk unik: Menawarkan produk dengan desain, model, atau kualitas yang unik dan tidak mudah ditemukan di e-commerce.
  • Integrasi online-offline: Memanfaatkan platform online sebagai kanal pemasaran tambahan untuk memperluas jangkauan konsumen.
  • Pemanfaatan media sosial: Menggunakan media sosial untuk mempromosikan produk dan membangun interaksi dengan konsumen.
  • Kerjasama dengan pihak lain: Membangun kerjasama dengan pihak lain, seperti desainer atau produsen, untuk meningkatkan daya saing produk.

Tantangan yang dihadapi pedagang Tanah Abang ini membutuhkan perhatian serius dari berbagai pihak, baik dari pemerintah maupun asosiasi pedagang, untuk mencari solusi yang tepat dan berkelanjutan agar sektor ritel tradisional tetap dapat bertahan dan berkembang di tengah pesatnya perkembangan teknologi digital.