Presiden Dorong Peningkatan Pendanaan Riset Perguruan Tinggi hingga 1% PDB

Presiden Dorong Peningkatan Pendanaan Riset Perguruan Tinggi hingga 1% PDB

Presiden Prabowo Subianto telah menyampaikan komitmennya untuk meningkatkan alokasi anggaran riset perguruan tinggi di Indonesia. Target yang dicanangkan adalah mencapai 1 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Langkah ini diyakini sebagai kunci strategis dalam mendorong kebangkitan ekonomi dan industri nasional berbasis inovasi dan teknologi. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Brian Yuliarto, mengungkapkan harapan tersebut usai pertemuan Presiden dengan para rektor perguruan tinggi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (13/3/2025).

Menurut Mendikbudristek, peningkatan dana riset merupakan salah satu prioritas utama pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dosen dan mendorong terciptanya riset-riset berkualitas tinggi. Sebagai perbandingan, Korea Selatan telah mengalokasikan hingga 4 persen PDB-nya untuk riset. Meskipun target 1 persen PDB untuk Indonesia tidak dapat dicapai secara instan, pemerintah berkomitmen untuk secara bertahap meningkatkan alokasi anggaran riset. Hal ini akan berjalan seiring dengan percepatan pembangunan dan industrialisasi berbasis teknologi. Pertemuan antara Presiden dan para rektor tersebut bukan sekadar pertemuan seremonial, melainkan momentum penting dalam upaya menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat inovasi dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) unggul.

Pemerintah, melalui Kemdikbudristek, telah menunjukkan keseriusannya dengan mengalokasikan anggaran sebesar Rp 2 triliun untuk riset pada tahun ini. Dana tersebut bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), serta kerjasama dengan pihak industri. Besaran alokasi dana riset saat ini masih tergolong rendah, yaitu sekitar 0,3 persen dari PDB. Namun, peningkatan bertahap menuju target 1 persen diharapkan dapat terwujud melalui berbagai strategi dan kerjasama yang efektif. Langkah ini merupakan bagian dari upaya Indonesia untuk keluar dari jebakan pendapatan menengah dan sejajar dengan negara-negara maju lainnya.

Indonesia saat ini memiliki ekosistem pendidikan tinggi yang cukup luas dengan 4.416 perguruan tinggi, terdiri atas 125 perguruan tinggi negeri, 2.812 perguruan tinggi swasta, 1.309 perguruan tinggi keagamaan, dan 170 Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah V. Jumlah mahasiswa aktif mencapai angka yang signifikan, yaitu 9,967 juta mahasiswa yang dibimbing oleh 303.067 dosen. Dengan sumber daya manusia yang melimpah ini, peningkatan pendanaan riset diharapkan dapat menghasilkan terobosan-terobosan inovatif yang berdampak positif bagi perekonomian nasional.

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan pendanaan riset merupakan langkah penting dalam membangun kemandirian industri nasional dan daya saing bangsa. Percepatan pembangunan dan industrialisasi berbasis teknologi juga menjadi kunci sukses dalam mencapai target tersebut. Pemerintah berharap dengan adanya peningkatan pendanaan riset ini, Indonesia dapat sejajar dengan negara-negara maju dan keluar dari jebakan pendapatan menengah.

Tantangan dan peluang:

  • Meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan dana riset.
  • Membangun kerjasama yang lebih kuat antara perguruan tinggi, pemerintah, dan industri.
  • Mengembangkan sistem monitoring dan evaluasi yang efektif untuk memastikan tercapainya tujuan riset.
  • Mendorong pengembangan riset yang berorientasi pada kebutuhan industri dan masyarakat.