Banjir Tasikmalaya: 906 Rumah Tak Layak Huni, Ribuan Warga Masih Mengungsi dan Waspadai Banjir Susulan
Banjir Tasikmalaya: 906 Rumah Tak Layak Huni, Ribuan Warga Masih Mengungsi dan Waspadai Banjir Susulan
Bencana banjir yang melanda empat kampung di Desa Tanjungsari, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, pada Jumat (14/3/2025) meninggalkan dampak yang signifikan. Hingga saat ini, sebanyak 906 rumah masih belum dapat dihuni oleh penghuninya, mengakibatkan 3.963 jiwa terdampak bencana alam ini. Dari jumlah tersebut, sebanyak 741 jiwa masih bertahan di delapan titik pengungsian darurat yang tersebar di masjid dan madrasah setempat.
Situasi pasca banjir di lokasi masih mencekam. Cuaca mendung dan gelap menyelimuti wilayah tersebut, mengindikasikan potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir susulan. Kekhawatiran ini diperkuat oleh pernyataan Ketua Forum Koordinasi Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, yang mengungkapkan bahwa petugas dan masyarakat setempat bersiaga penuh menghadapi kemungkinan terjadinya banjir susulan. Imbauan kepada warga untuk segera mengungsi jika terjadi peningkatan debit air anak Sungai Citanduy telah disampaikan secara luas.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya, banjir musiman ini disebabkan meluapnya anak Sungai Citanduy akibat hujan deras yang berlangsung beberapa hari terakhir. Ketinggian air mencapai 1,5 hingga 2 meter, merendam empat kampung: Mekarsari, Cicalung, Bojong Soban, dan Hegarsari. Kampung Bojongsoban menjadi wilayah terparah dengan 1.986 jiwa terdampak dan 486 rumah terendam. Berikut rincian dampak banjir di masing-masing kampung:
- Kampung Bojongsoban: 1.986 jiwa terdampak, 486 rumah terendam.
- Kampung Hegarsari: 1.280 jiwa terdampak, 270 rumah terendam.
- Kampung Mekarsari: 571 jiwa terdampak, 118 rumah terendam.
- Kampung Cicalung: 126 jiwa terdampak, 32 rumah terendam.
Kepala Bidang Penanggulangan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Abdul Azis, menjelaskan bahwa pendataan korban telah selesai dilakukan. Dari total 1.131 Kartu Keluarga (KK) yang terdampak, sebanyak 906 rumah masih terendam dan tidak layak huni. Upaya pembersihan rumah-rumah warga dari sisa genangan air dan lumpur pun tengah dilakukan oleh petugas BPBD, Tagana, TNI-Polri, dan warga setempat.
Salah satu warga, Dindin Rohman (56), mengungkapkan kepasrahannya menghadapi bencana banjir musiman ini, terlebih mengingat bertepatannya musibah ini dengan bulan Ramadan. Kejadian ini menyoroti pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan banjir, serta perlunya langkah-langkah mitigasi yang lebih komprehensif untuk mengurangi dampak kerugian yang ditimbulkan.