Demna Gantikan De Sarno di Gucci: Era Baru bagi Rumah Mode Italia yang Legendaris

Demna Gantikan De Sarno di Gucci: Era Baru bagi Rumah Mode Italia yang Legendaris

Industri mode dunia dikejutkan dengan pengumuman resmi Gucci yang menunjuk Demna sebagai direktur kreatif barunya. Langkah berani ini menandai babak baru bagi rumah mode Italia yang ikonik tersebut, sekaligus mengakhiri perjalanan Demna selama satu dekade di Balenciaga. Pengangkatan Demna muncul setelah spekulasi berminggu-minggu terkait masa depan Gucci pasca kepergian Sabato De Sarno yang mendadak bulan lalu. Kepemimpinan De Sarno yang mengusung pendekatan minimalisme mewah, rupanya gagal membangkitkan gairah pasar dan mengakibatkan penurunan penjualan yang signifikan. Kini, dengan hadirnya Demna, Gucci siap memasuki era baru yang diprediksi akan lebih eksperimental dan provokatif.

Demna, desainer kelahiran Georgia, telah sukses membawa transformasi besar bagi Balenciaga. Dalam sepuluh tahun kepemimpinannya, ia mengubah Balenciaga dari rumah mode bersejarah yang nyaris terlupakan menjadi label eksperimental yang berpengaruh dan kontroversial. Ia dikenal sebagai perintis tren "ugly fashion", dengan berani mengangkat item-item seperti Crocs dan tas IKEA ke panggung haute couture. Lebih dari itu, karyanya seringkali menjadi pernyataan sosial yang kuat, seperti terlihat pada koleksi-koleksi bertema apokaliptik. Meskipun kariernya diwarnai kontroversi, termasuk skandal iklan Balenciaga pada tahun 2023 yang menuai kecaman luas, Demna mampu mempertahankan momentum dan bahkan meraih penghargaan Chevalier des Arts et des Lettres dari pemerintah Prancis pada Januari lalu. Keberhasilannya ini yang membuat Gucci melihatnya sebagai sosok yang tepat untuk memimpin revitalisasi merek.

Gucci, yang berdiri sejak tahun 1921, tengah menghadapi tantangan serius. Penurunan penjualan hingga 23 persen pada tahun 2024 dan penurunan saham Kering (perusahaan induk Gucci dan Balenciaga) lebih dari 50 persen sejak 2023, menunjukkan urgensi perubahan. Stefano Cantino, CEO Gucci, menegaskan perlunya desainer dengan visi kuat dan pemahaman mendalam tentang budaya kontemporer untuk mengembalikan kejayaan Gucci. "Gucci berdiri di atas otoritas mode. Inilah yang ingin kami kembalikan," tegas Cantino seperti dikutip New York Times. Demna, dengan rekam jejak inovasi dan kontroversinya, diharapkan mampu menghidupkan kembali energi Gucci dan membedakan pendekatannya dari era Alessandro Michele yang dikenal dengan gaya maksimalisme eklektik. Kolaborasi Demna dengan Alessandro Michele pada tahun 2021 untuk koleksi Aria, di mana keduanya melakukan "hacking" logo masing-masing merek, menjadi bukti kemampuannya dalam berinovasi di dunia fashion mewah.

Demna akan memulai perannya di Gucci setelah menyelesaikan presentasi koleksi couture terakhirnya untuk Balenciaga pada Juli mendatang. Koleksi ready-to-wear terakhirnya untuk Balenciaga telah dipamerkan di Paris Fashion Week edisi Fall 2025. "Menjadi bagian dari Gucci adalah sebuah kehormatan," ungkap Demna dalam pernyataannya. Ia menambahkan, "Saya sangat menghormati dan mengagumi rumah ini sejak lama." Tanggal peluncuran koleksi pertamanya untuk Gucci masih belum diumumkan. Namun, pertanyaan yang muncul bukanlah apakah Demna mampu membawa perubahan, melainkan seberapa jauh ia akan mendorong batasan mode. Perubahan di Gucci juga memunculkan pertanyaan lain: bagaimana nasib Balenciaga tanpa Demna? Perombakan di jajaran desainer rumah mode ternama ini tidak hanya terjadi di Kering. Rumor menyebutkan Jonathan Anderson akan bergabung dengan Dior setelah kesuksesannya di Loewe, sementara Donatella Versace telah mengundurkan diri dari posisinya di Versace. Chanel pun telah menunjuk Matthieu Blazy sebagai desainer baru, dengan debut yang sangat dinantikan di Paris Fashion Week Spring 2026.

Tantangan yang dihadapi Gucci: * Penurunan penjualan signifikan (23% pada 2024) * Penurunan saham Kering * Kebutuhan perubahan strategi desain * Membangkitkan kembali gairah pasar

Prestasi Demna di Balenciaga: * Transformasi merek Balenciaga * Perintis tren "ugly fashion" * Pernyataan sosial melalui karyanya * Penghargaan Chevalier des Arts et des Lettres * Menghadapi kontroversi namun tetap mempertahankan momentum