Menag Himbau Kesakralan Waisak 2025 di Borobudur, Jauhi Unsur Hura-Hura
Menag Himbau Kesakralan Waisak 2025 di Borobudur, Jauhi Unsur Hura-Hura
Peringatan Hari Raya Waisak Nasional tahun 2025 yang akan diselenggarakan di Candi Borobudur pada tanggal 12 Mei mendatang, mendapat perhatian khusus dari Menteri Agama (Menag), Nasaruddin Umar. Dalam keterangan resminya pada Jumat (14/3/2025), Menag menekankan pentingnya mengedepankan kesakralan dan penghayatan makna spiritual dari perayaan tersebut, serta menghindari unsur-unsur hura-hura yang dapat mengurangi nilai religiusnya. Perayaan Waisak, menurut Menag, bukan sekadar seremonial belaka, melainkan momen untuk merenungkan nilai-nilai kemanusiaan yang diajarkan oleh ajaran Buddha.
Menag Nasaruddin Umar secara tegas menyampaikan harapannya agar perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur benar-benar mengedepankan aspek spiritualitas. Ia mengingatkan umat Buddha, Sangha, dan tokoh-tokoh agama untuk menghindari pementasan yang bersifat hiburan semata dan lebih memfokuskan pada penghayatan makna mendalam dari hari raya tersebut. "Jangan sampai unsur sakral Waisak terpinggirkan oleh aspek-aspek yang bersifat hiburan atau selebritis," tegas Menag. Ia menambahkan bahwa dalam konteks perayaan keagamaan, pemimpin spiritual memegang peran utama, dan penting untuk menjaga kesucian serta kedalaman spiritualitas acara tersebut, bukan sekedar menjadi tontonan.
Lebih lanjut, Menag mengingatkan bahwa Candi Borobudur sebagai tempat ibadah, bukan sekadar objek wisata. Para pengunjung, terlepas dari latar belakang agama mereka, diharapkan dapat mensucikan pikiran dan menjernihkan batin saat berada di lokasi tersebut. "Setiap orang yang hadir di Borobudur harus mensucikan pikiran, menjernihkan batin, tidak peduli apapun agamanya," ujarnya. Ia juga menekankan pentingnya menjaga energi positif yang terdapat di Candi Borobudur, sebuah tempat yang menurutnya memiliki energi spiritual yang kuat. Menag mengajak seluruh umat untuk melupakan perbedaan dan ego sektoral, serta mengambil hikmah dan pelajaran berharga dari ajaran Sang Buddha.
Sebagai bentuk nyata dari penghayatan spiritual, Menag mengajak umat Buddha untuk menyalakan lilin di dalam hati mereka sebagai simbol penguatan kesakralan peringatan Waisak. Selain itu, rangkaian kegiatan Waisak 2025 juga akan diwarnai dengan bakti sosial kepada 8.000 masyarakat sekitar, menunjukkan komitmen umat Buddha dalam menjalankan ajaran kasih sayang dan kepedulian sosial.
Menag juga menekankan pentingnya menghormati mereka yang telah mengorbankan diri demi keluhuran agama, dan mendoakan mereka. Peringatan Waisak di Borobudur diharapkan menjadi momen refleksi diri dan penguatan spiritual, bukan sekadar perhelatan yang bersifat seremonial atau hiburan semata. Pihaknya berharap agar perayaan Waisak 2025 dapat berjalan khidmat dan penuh makna, sesuai dengan nilai-nilai luhur ajaran Buddha.