Polemik Pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN: Tantangan Pembenahan dan Kritik dari Tokoh Industri Film
Polemik Pengangkatan Ifan Seventeen sebagai Dirut PFN: Tantangan Pembenahan dan Kritik dari Tokoh Industri Film
Penunjukan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama PT Produksi Film Negara (PFN) telah menimbulkan gelombang kontroversi di kalangan publik dan industri perfilman Indonesia. Keputusan ini menuai beragam reaksi, mulai dari kritik tajam hingga pertanyaan akan kapabilitas Ifan yang dikenal luas sebagai vokalis grup musik Seventeen. Pro dan kontra bermunculan, terutama karena latar belakang Ifan yang bukan berasal dari ranah produksi film.
Ifan sendiri mengakui bahwa sebagian besar publik hanya mengenal dirinya sebagai musisi. Dalam wawancara di kantor PFN, Jatinegara, Jakarta, Jumat (14/3/2025), ia menjelaskan bahwa persepsi publik tersebut menjadi salah satu akar permasalahan. Ia menegaskan keterlibatannya dalam produksi film melalui kerja sama dengan beberapa rumah produksi, sebuah fakta yang mungkin belum banyak diketahui publik. Namun, pengalaman tersebut tampaknya masih dipertanyakan sejumlah pihak untuk memimpin perusahaan negara sebesar PFN.
Lebih lanjut, Ifan memaparkan rencana kerjanya di PFN dengan fokus pada pembenahan internal. Ia menggambarkan kondisi internal PFN yang membutuhkan perbaikan signifikan, khususnya dalam hal kesejahteraan karyawan.
“Ini kalau aku analogikan begini, PFN ini, bagaimana orang bisa berkarya kalau mereka perutnya saja masih lapar? Ini yang dihadapi oleh PFN,” ujarnya.
Ia menyebutkan permasalahan gaji karyawan yang belum dibayarkan secara penuh selama enam bulan terakhir. Prioritas utamanya adalah memastikan kesejahteraan karyawan terpenuhi sebelum memfokuskan pada pengembangan program dan karya PFN ke depannya. Ia berjanji untuk memastikan seluruh karyawan menerima gaji yang layak dan tertib.
Kritik terhadap penunjukan Ifan datang dari berbagai tokoh ternama di industri film, termasuk Fedi Nuril yang melalui akun X mempertanyakan kemampuan Ifan. Luna Maya juga mengekspresikan keterkejutannya atas kabar tersebut. Kritik yang lebih tajam dilontarkan oleh sutradara kenamaan Joko Anwar. Melalui kanal YouTube Kemal Pahlevi, Joko Anwar menyoroti kompleksitas industri film yang membutuhkan pemimpin dengan pengalaman dan pemahaman mendalam.
“Setelah jelas visi misinya dari PFN, baru ketahuan Ifan Seventeen tidak cocok atau tidak cocok banget jadi Dirut. Gue enggak bilang cocok ya,” ujar Joko Anwar.
Joko Anwar menekankan bahwa meskipun Ifan memiliki latar belakang di industri hiburan, pengalaman tersebut tidak otomatis menjamin kemampuan memimpin perusahaan produksi film negara. Ia menyarankan agar Ifan dikelilingi oleh tim yang kompeten di bidang perfilman untuk menunjang kepemimpinannya. Ia juga menyoroti pentingnya visi dan misi yang jelas dari PFN untuk menilai kesesuaian seorang pemimpin, termasuk Ifan Seventeen.
Polemik ini menyoroti pentingnya transparansi dalam proses pengangkatan pejabat negara, khususnya di sektor industri kreatif. Perdebatan yang terjadi pun menggarisbawahi perlunya mempertimbangkan kompetensi dan pengalaman yang relevan dalam memilih pemimpin, agar dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan efektif dan membawa PFN ke arah yang lebih baik.