Banjir Bandang: Hindari Resiko, Jangan Terobos Genangan Air

Banjir Bandang: Hindari Resiko, Jangan Terobos Genangan Air

Sebuah video viral di media sosial baru-baru ini memperlihatkan sebuah minibus yang terbawa arus banjir setelah nekat menerobos genangan air yang cukup tinggi. Kejadian ini menyoroti pentingnya kewaspadaan dan tindakan pencegahan saat menghadapi kondisi banjir, khususnya bagi para pengendara. Meskipun pengemudi dalam video tersebut berhasil menyelamatkan diri, insiden ini menjadi pengingat akan bahaya yang mengintai ketika mengabaikan peringatan dan menerobos genangan air yang berpotensi mengancam jiwa.

Marcell Kurniawan, Training Director The Real Driving Center, menekankan pentingnya tindakan cepat dan tepat jika kendaraan sudah terjebak banjir dan terbawa arus. "Prioritas utama adalah menyelamatkan diri," tegas Marcell. Ia menjelaskan langkah-langkah evakuasi darurat. Jika sistem kelistrikan masih berfungsi dan pintu mobil dapat dibuka, segera keluar dari kendaraan. Jika kaca mobil masih dapat diturunkan, maka segera turunkan kaca untuk keluar dari mobil. Namun, Marcell mengakui, situasi darurat seringkali tidak memungkinkan hal tersebut.

Dalam skenario terburuk, ketika kelistrikan mati atau pintu terkunci akibat genangan air, Marcell menyarankan penggunaan headrest sebagai alat pemecah kaca. "Tusuk besi headrest ke kaca hingga pecah," jelasnya. Namun, ia juga mengingatkan bahwa teknik ini memerlukan keahlian dan keberanian, serta sulit dilakukan dalam kondisi panik. "Ini bukan tindakan mudah, dan yang terbaik adalah mencegah kejadian ini terjadi sama sekali," imbuhnya.

Senada dengan Marcell, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), mengungkapkan hasil percobaannya memecah kaca mobil menggunakan headrest. "Tidak semua orang dapat melakukannya, apalagi dalam keadaan panik," ungkap Sony. Meskipun ia mengakui teknik ini memungkinkan dengan pengetahuan dan teknik yang tepat, ia tetap menekankan kesulitannya dalam situasi darurat yang penuh tekanan. Keahlian dan latihan khusus dibutuhkan untuk dapat melakukan tindakan ini secara efektif dan efisien.

Kedua pakar sepakat bahwa tindakan pencegahan jauh lebih baik daripada upaya penyelamatan darurat. Menerobos genangan air yang tingginya tidak pasti sangat berisiko. Pengemudi harus selalu waspada terhadap kondisi jalan dan menghindari area yang tergenang air, terutama saat hujan deras atau banjir. Keselamatan jiwa harus diprioritaskan di atas segalanya. Kejadian ini menjadi pembelajaran penting bagi seluruh masyarakat untuk selalu mengutamakan keselamatan dan menghindari risiko yang tidak perlu saat menghadapi kondisi cuaca ekstrem.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diingat: * Hindari menerobos genangan air dengan kedalaman yang tidak diketahui. * Waspada terhadap kondisi jalan dan cuaca. * Jika terjebak banjir, prioritaskan keselamatan diri. * Pelajari teknik evakuasi darurat dari dalam kendaraan. * Berlatih memecah kaca mobil menggunakan headrest, jika diperlukan.

Kesimpulannya, pencegahan adalah kunci utama. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga untuk selalu berhati-hati dan memprioritaskan keselamatan di atas segalanya. Jangan sampai sebuah perjalanan yang seharusnya aman justru berujung pada bencana karena tindakan yang terburu-buru dan kurang mempertimbangkan risiko.