Evakuasi Darurat Bayi di Tengah Banjir Rawajati: Petugas Damkar Hadapi Tantangan Akses Sulit

Evakuasi Darurat Bayi di Tengah Banjir Rawajati: Petugas Damkar Hadapi Tantangan Akses Sulit

Banjir yang melanda Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan pada Selasa (4/3/2025) memaksa petugas pemadam kebakaran (Damkar) melakukan evakuasi darurat terhadap seorang bayi perempuan berusia lima bulan, Dalilah. Rumah Dalilah di RT 03, RW 01, terendam banjir hingga ketinggian tiga meter. Permintaan bantuan dari keluarga Dalilah mendorong petugas Damkar Sektor Pancoran untuk segera turun tangan. Kepala Sektor Gulkarmat Jaksel Sektor Pancoran, Imbang Satriana, menjelaskan bahwa timnya merespon panggilan darurat tersebut dan berhasil mengevakuasi bayi tersebut menggunakan perahu karet.

Dalilah terlihat tenang di pangkuan petugas Damkar selama evakuasi. Kehadiran Lurah Rawajati, Sariman, di lokasi turut memberikan semangat dalam proses penyelamatan. Imbang menambahkan bahwa operasi evakuasi tidak hanya fokus pada Dalilah, tetapi juga mencakup warga lanjut usia (lansia) dan warga yang sakit. Proses evakuasi ini menggambarkan dedikasi petugas dalam menghadapi situasi darurat yang kompleks.

Namun, operasi evakuasi menghadapi berbagai tantangan. Imbang menuturkan bahwa akses jalan yang sempit dan banyaknya pagar menjadi kendala utama. Perahu karet yang digunakan harus bermanuver dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan akibat terbentur pagar atau benda tajam di dalam air. Kondisi ini menambah kompleksitas operasi penyelamatan dan menunjukkan perlunya penanganan infrastruktur yang lebih baik di daerah rawan banjir.

Pengamatan di lapangan menunjukkan ketinggian air bervariasi, mulai dari 20 hingga 300 sentimeter di empat RW Kelurahan Rawajati. Banyak rumah warga hanya terlihat atapnya saja. Meskipun sejumlah warga telah mengungsi, masih banyak warga yang terlihat berlalu-lalang menyelamatkan barang-barang berharga dari rumah mereka yang terendam. Kondisi ini menggambarkan dampak luas dari bencana banjir yang terjadi.

Banjir di Rawajati diakibatkan oleh meluapnya Kali Ciliwung, mengingat lokasi yang berdekatan dengan bantaran sungai tersebut. Air banjir berwarna keruh kecokelatan dan membawa banyak sampah, mulai dari kayu, styrofoam, hingga sampah plastik. Ironisnya, di tengah kondisi darurat ini, beberapa anak-anak terlihat bermain air dengan gembira, seakan menjadikan banjir sebagai tempat bermain layaknya kolam renang.

Situasi ini menunjukkan dua sisi mata uang. Di satu sisi, terdapat keprihatinan atas dampak yang ditimbulkan banjir terhadap warga, terutama bayi dan lansia yang membutuhkan pertolongan. Di sisi lain, terlihat pula bagaimana warga berusaha beradaptasi dan bahkan menemukan hiburan di tengah kesulitan yang mereka alami. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan bencana dan perlunya penanganan banjir yang terintegrasi untuk mengurangi dampak buruk terhadap warga dan infrastruktur.

Berikut beberapa poin penting yang perlu diperhatikan:

  • Kesiapsiagaan Bencana: Pentingnya peningkatan kesiapsiagaan menghadapi bencana banjir, termasuk pelatihan evakuasi dan penyediaan tempat pengungsian yang memadai.
  • Infrastruktur: Perlunya perbaikan infrastruktur, terutama di daerah rawan banjir, untuk memudahkan akses dan evakuasi.
  • Penanganan Sampah: Pentingnya pengelolaan sampah yang lebih baik untuk mencegah penyumbatan aliran sungai dan mengurangi dampak buruk banjir.
  • Sosialisasi: Pentingnya sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat tentang cara menghadapi bencana banjir dan menjaga keselamatan diri.
  • Koordinasi: Pentingnya koordinasi yang baik antar instansi terkait dalam penanggulangan bencana banjir.