Masjid Agung Tuban: Perpaduan Arsitektur yang Mencerminkan Sejarah Perkembangan Islam di Jawa
Masjid Agung Tuban: Simbol Perkembangan Islam di Jawa
Masjid Agung Tuban, sebuah monumen megah yang berdiri kokoh di Kota Tuban, Jawa Timur, bukanlah sekadar tempat ibadah. Lebih dari itu, masjid ini merupakan saksi bisu perjalanan panjang perkembangan Islam di Tanah Air, khususnya di Pulau Jawa. Arsitekturnya yang unik, memadukan elemen Timur Tengah, Irak, dan Jawa, menjadikannya perpaduan yang menarik dan mencerminkan kekayaan budaya serta sejarah yang panjang. Bangunan yang terawat dengan baik ini menawarkan perpaduan estetika yang memikat, dengan warna-warna mencolok yang menghiasi menara dan kubahnya, seolah-olah menciptakan istana dongeng di tengah kota.
Keindahan arsitektural Masjid Agung Tuban tak hanya memikat mata, tetapi juga menyimpan cerita sejarah yang kaya. Agus Suryanto, salah satu takmir masjid, menjelaskan, "Terlihat jelas gaya arsitektur Timur Tengah, namun sentuhan Jawa tetap dipertahankan, terutama pada ornamen pintu dan mimbar di bangunan inti. Ini adalah bukti sejarah yang hingga kini masih terjaga." Hal ini menguatkan posisi masjid sebagai representasi penting dari akulturasi budaya dan agama yang harmonis.
Sejarah panjang Masjid Agung Tuban bermula pada abad ke-15, berkat jasa Syekh Abdurrahman, yang lebih dikenal sebagai Raden Ario Tedjo, Bupati Tuban pertama. Sejak awal pembangunannya, masjid ini telah menjadi bagian integral dari perjuangan para Waliyullah dalam menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Keberadaannya yang dekat dengan makam Sunan Bonang, salah satu Wali Songo, semakin memperkuat perannya sebagai pusat keagamaan dan ziarah. Hal ini terlihat dari banyaknya peziarah yang mengunjungi masjid ini setiap harinya, seperti yang disampaikan Azka Alfarizqy, warga Bojonegoro, "Karena ziarah ke makam Mbah Sunan Bonang, saya selalu menyempatkan diri sholat di Masjid Agung ini. Arsitekturnya sungguh indah!"
Lebih dari sekadar keindahan visual, Masjid Agung Tuban juga menyimpan artefak sejarah berharga di Museum Kembang Putih yang bersebelahan dengannya. Museum ini menyimpan koleksi benda-benda bersejarah, seperti kitab Al-Qur'an kuno, keramik China, pusaka, dan berbagai artefak lainnya yang menjadi bukti nyata perjalanan sejarah Islam di wilayah tersebut. Meskipun telah mengalami beberapa kali renovasi, pihak pengelola senantiasa mempertahankan elemen bangunan lama sebagai penghormatan terhadap sejarah dan warisan budaya yang tak ternilai.
Letaknya yang strategis di sebelah barat Alun-alun Tuban dan kedekatannya dengan makam Sunan Bonang menjadikan Masjid Agung Tuban sebagai destinasi religi yang ramai dikunjungi setiap hari. Ribuan jamaah dan peziarah dari berbagai daerah memenuhi masjid ini, menjadikan masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat kegiatan keagamaan dan wisata religi yang penting bagi masyarakat, sekaligus menjadi bukti nyata bagaimana Islam berkembang dan berasimilasi dengan budaya lokal di Jawa.
Renovasi dan Pemeliharaan:
Meskipun telah mengalami beberapa kali renovasi, Masjid Agung Tuban tetap mempertahankan elemen arsitektur aslinya. Proses renovasi selalu dilakukan dengan cermat, memastikan bahwa nilai sejarah dan keindahan arsitekturalnya tetap terjaga. Hal ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam menjaga warisan budaya dan agama bagi generasi mendatang.