Harimau Sumatera Cacat Diamankan BKSDA Usai Terkam Ternak Warga Agam
Harimau Sumatera Cacat Diamankan BKSDA Usai Terkam Ternak Warga Agam
Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat berhasil mengamankan seekor harimau Sumatera betina yang diduga telah memangsa ternak warga di Kabupaten Agam. Hewan dilindungi dengan nama ilmiah Panthera tigris sondaica ini terjebak dalam kandang jebak yang dipasang BKSDA pada Selasa, 11 Maret 2025, pukul 20.28 WIB, di Jorong Taruyan, Nagari Tigo Balai, Kecamatan Matur. Pengamanan harimau ini menandai berakhirnya upaya tim BKSDA yang dikerahkan pasca laporan warga terkait serangan satwa liar terhadap ternak mereka.
Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BKSDA Sumbar, Antonius Vevri, menjelaskan kronologi penjebakan harimau tersebut. Menurutnya, kejadian bermula dari laporan warga terkait hilangnya seekor kerbau yang diduga dimangsa harimau. Menindaklanjuti laporan tersebut, tim BKSDA segera memasang kandang jebak di lokasi kejadian pada Senin, 10 Maret 2025. Keberhasilan penjebakan harimau ini menjadi bukti efektifitas strategi yang diterapkan BKSDA dalam menanggapi konflik satwa liar dengan manusia. Antonius menambahkan bahwa selain memangsa ternak, harimau tersebut juga kerap terlihat berkeliaran di sekitar permukiman warga, meningkatkan kekhawatiran akan keselamatan warga dan mendorong percepatan penangkapan.
Harimau yang diperkirakan berusia tiga hingga empat tahun ini ditemukan dalam kondisi memprihatinkan. Salah satu kaki depannya, yaitu kaki depan sebelah kiri, dalam kondisi buntung, sehingga mempengaruhi kemampuannya untuk berjalan dengan sempurna. Kondisi fisik harimau ini menjadi perhatian serius bagi BKSDA. Setelah dievakuasi, harimau tersebut langsung dibawa ke Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan (TMSBK) di Kota Bukittinggi untuk mendapatkan perawatan medis dan observasi lebih lanjut. Langkah ini dilakukan untuk memastikan kesehatan dan kesejahteraan harimau tersebut serta memastikan proses rehabilitasi yang tepat.
Penanganan kasus ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari laporan warga, respon cepat BKSDA dalam memasang perangkap, hingga proses evakuasi dan perawatan di TMSBK. Keberhasilan mengamankan harimau ini menjadi bukti sinergi dan kerja sama yang efektif antara BKSDA dan masyarakat dalam upaya konservasi satwa liar. Kejadian ini juga menjadi pengingat akan pentingnya menjaga habitat harimau Sumatera dan mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar. BKSDA Sumbar akan terus berupaya mencegah terjadinya konflik serupa di masa mendatang melalui edukasi kepada masyarakat dan peningkatan pengawasan di habitat harimau.
- Pihak BKSDA akan melakukan evaluasi terhadap situasi dan kemungkinan penyebab harimau tersebut berada di dekat pemukiman warga.
- Langkah-langkah edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat sekitar akan ditingkatkan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali.
- BKSDA Sumbar berkomitmen untuk terus menjaga kelestarian Harimau Sumatera dan mengupayakan keseimbangan antara kepentingan manusia dan kelestarian satwa liar.
Proses evakuasi dan perawatan harimau Sumatera ini telah melibatkan tim dokter hewan dari TMSBK untuk memastikan perawatan yang memadai. Kondisi harimau akan terus dipantau dan dievaluasi secara berkala untuk menentukan langkah selanjutnya dalam upaya konservasi dan rehabilitasi hewan tersebut. Kejadian ini menunjukan pentingnya kerjasama antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kelestarian satwa langka di Indonesia.