Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Raih Pertumbuhan Aset Bersih 10,5 Persen di Tahun 2024, Didorong Kinerja Anak Usaha dan Strategi Investasi yang Matang

Saratoga Investama Sedaya (SRTG) Bukukan Pertumbuhan Aset yang Signifikan di Tahun 2024

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. (SRTG), perusahaan investasi terkemuka di Indonesia, berhasil mencatatkan pertumbuhan nilai aset bersih (NAV) yang mengesankan sebesar 10,5 persen sepanjang tahun 2024. Angka ini menunjukan peningkatan dari Rp 48,9 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 53,9 triliun di tahun berikutnya. Keberhasilan ini merupakan buah dari strategi investasi yang terencana dan berfokus pada pertumbuhan jangka panjang, sebagaimana diungkapkan oleh Direktur Investasi SRTG, Devin Wirawan. Pertumbuhan tersebut tidak hanya didorong oleh kenaikan valuasi portofolio, tetapi juga oleh peningkatan pendapatan dividen yang signifikan dan investasi baru yang strategis. Peningkatan dividen yang diterima SRTG mencapai 36 persen, mencapai angka Rp 3,8 triliun, dengan total arus kas tambahan mencapai Rp 4,5 triliun. Keberhasilan ini merupakan refleksi dari komitmen SRTG dalam membangun portofolio investasi yang kokoh dan berkelanjutan.

Kontribusi Anak Usaha yang Signifikan: TBIG dan AGII

Dua anak usaha SRTG, yaitu PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dan PT Samator Indo Gas Tbk. (AGII), memainkan peran kunci dalam pencapaian pertumbuhan aset bersih yang impresif ini. TBIG, sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi, menunjukan kinerja yang solid sepanjang tahun 2024. Perusahaan berhasil mengelola lebih dari 42.000 pelanggan dan hampir 24.000 site telekomunikasi, yang mencakup menara telekomunikasi dan Distributed Antenna Systems (DAS). Untuk memperkuat likuiditas dan diversifikasi pendanaan, TBIG melakukan sejumlah langkah strategis. Perusahaan memperpanjang jatuh tempo Revolving Credit Facility (RCF) senilai USD 325 juta hingga Oktober 2029, serta menerbitkan dua obligasi rupiah di bawah Program Obligasi VI pada tahun 2024, dengan total nilai Rp 4,7 triliun. Penerbitan obligasi ini bertujuan untuk memenuhi kewajiban keuangan dan meningkatkan likuiditas perusahaan.

Di sisi lain, AGII, perusahaan yang bergerak di sektor gas industri, juga menunjukan ekspansi bisnis yang signifikan. Sepanjang tahun 2024, AGII meresmikan dua pabrik baru, yang ke-56 di Batang, Jawa Tengah, dan yang ke-57 di Batam, Kepulauan Riau. Pabrik di Batang memiliki kapasitas produksi 7.000 ton Liquid Oxygen (LOX), 7.000 ton Liquid Nitrogen (LIN), dan 280 ton Liquid Argon (LAR). Sementara itu, pabrik di Batam berfokus pada produksi hidrogen rendah karbon melalui teknologi elektrolisis air, sejalan dengan upaya pemerintah dalam mendukung transisi energi bersih. Ekspansi ini tidak hanya memperkuat posisi keuangan AGII, tetapi juga menegaskan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan. Direktur Samator, Imelda Harsono, mengungkapkan target pertumbuhan pendapatan AGII sebesar 2 hingga 2,5 kali lipat dari pendapatan tahun 2024. Meskipun melakukan ekspansi yang agresif, AGII tetap menjaga keseimbangan struktur modal, dengan total pinjaman bersih (net debt) sebesar Rp 27,034 miliar per 31 Maret 2024 dan saldo kas mencapai Rp 696 miliar.

Strategi Keuangan yang Kuat dan Pandangan ke Depan

Selain kontribusi dari anak usaha, SRTG juga berhasil mengelola struktur keuangannya dengan baik. Peningkatan loan-to-value (LTV) menjadi 3,1 persen tetap berada dalam batas aman, sebagaimana yang dijelaskan oleh Direktur Keuangan SRTG, Lany D. Wong. Dengan struktur keuangan yang kuat, SRTG optimis dapat terus mengoptimalkan peluang investasi berkualitas tinggi di Indonesia. Akuisisi mayoritas saham Brawijaya Healthcare juga memperkuat diversifikasi portofolio investasi SRTG. Kombinasi dari kinerja anak usaha yang solid, strategi keuangan yang terukur, dan ekspansi portofolio investasi, menjadikan SRTG siap untuk menghadapi tantangan dan peluang di masa mendatang. Keberhasilan SRTG di tahun 2024 menjadi bukti nyata kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pertumbuhan yang berkelanjutan dan menciptakan nilai tambah bagi pemegang saham.