Aturan IFAB yang Menjadi Sengketa: Analisa Keputusan Anulir Gol Penalti Alvarez dalam Laga Atletico Madrid vs Real Madrid

Aturan IFAB yang Menjadi Sengketa: Analisa Keputusan Anulir Gol Penalti Alvarez dalam Laga Atletico Madrid vs Real Madrid

Drama adu penalti pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions antara Atletico Madrid dan Real Madrid menyisakan polemik. Keputusan wasit Szymon Marciniak menganulir gol penalti Julian Alvarez dari Atletico Madrid menjadi sorotan utama. Meskipun Real Madrid keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2, kontroversi ini mengungkap interpretasi yang berbeda terhadap aturan permainan terbaru IFAB.

Alvarez, yang telah sukses menaklukkan kiper Thibaut Courtois, mengecewakan pendukung Atletico setelah golnya dianulir oleh VAR. Insiden tersebut bermula dari terpelesetnya Alvarez saat berlari menuju bola. Kaki kirinya menyentuh bola sebelum ia akhirnya menendang bola dengan kaki kanannya masuk ke gawang. VAR dengan tegas mengidentifikasi pelanggaran aturan, menyatakan Alvarez melakukan kontak ganda dengan bola sebelum bola menyentuh pemain lain. Wasit Marciniak, berdasarkan rekomendasi VAR, pun menunjukkan isyarat dua jari yang mengindikasikan kontak ganda ini.

Aturan yang menjadi dasar keputusan kontroversial ini tercantum dalam Laws of the Game pasal 14 ayat 1, yang menjelaskan bahwa penendang penalti dilarang memainkan bola lagi sebelum bola menyentuh pemain lain. Kontak pertama Alvarez dengan kaki kirinya, meskipun terlihat sekilas, dianggap sebagai pelanggaran karena sudah termasuk dalam definisi “memainkan bola.” Kontak kedua, tendangan yang masuk ke gawang, hanya memperparah pelanggaran tersebut. Aturan ini berlaku tidak hanya untuk penalti, tetapi juga untuk situasi permainan normal. Jika terjadi dalam permainan reguler, maka konsekuensinya adalah gol tidak disahkan dan lawan mendapatkan tendangan bebas.

Kasus serupa pernah terjadi di Premier League, misalnya insiden yang melibatkan Riyad Mahrez pada tahun 2017. Mahrez, saat itu bermain untuk Leicester City, juga terpeleset dan melakukan kontak ganda dengan bola sebelum golnya masuk. Gol tersebut pun dianulir oleh wasit. Preseden ini semakin menguatkan konsistensi penerapan peraturan IFAB. Meskipun kontroversi ini muncul, keputusan wasit Marciniak dinilai konsisten dengan aturan yang ada.

Namun, kritikan muncul terkait kurangnya komunikasi dari wasit kepada penonton di stadion. Kurangnya penjelasan mengenai alasan pengannulation gol tersebut menyebabkan kebingungan di antara penonton, yang mengira skor menjadi 2-2 setelah tendangan Alvarez, padahal skor tetap 2-1 untuk Real Madrid. Transparansi dalam pengambilan keputusan VAR sangat penting untuk menjaga kepercayaan dan pemahaman publik terhadap aturan permainan.

Kesimpulannya, keputusan kontroversial ini menyoroti pentingnya pemahaman yang mendalam tentang aturan IFAB terbaru, khususnya yang berkaitan dengan tendangan penalti. Meskipun keputusan wasit berdasarkan aturan yang berlaku, perlu peningkatan dalam hal komunikasi dan transparansi untuk menghindari kesalahpahaman di masa depan. Kasus ini juga menjadi bahan perbincangan hangat dan pelajaran berharga dalam dunia sepak bola profesional.

*Berikut poin-poin penting yang perlu digarisbawahi: * Aturan IFAB pasal 14 ayat 1 melarang penendang penalti memainkan bola lagi sebelum bola menyentuh pemain lain. * Alvarez melakukan kontak ganda dengan bola sebelum bola menyentuh pemain lain. * Keputusan wasit sejalan dengan aturan yang ada. * Kurangnya komunikasi kepada penonton stadion menimbulkan kebingungan. * Preseden serupa pernah terjadi di Premier League.